Dark/Light Mode

Seperti Catur

Selasa, 1 Oktober 2019 06:22 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Tuntutan gerakan mahasiswa jelas. Tak ada yang meminta Presiden Jokowi mundur. Hanya saja, jangan karena tidak ada tuntutan mundur, Presiden kemudian telat, apalagi keliru, merespons tuntutan mahasiswa.

Ibarat balapan, Presiden dan mahasiswa sedang berkejaran dengan waktu. Atau sedang main catur. Atau main bridge. Buah catur atau kartu apa yang akan dikeluarkan Presiden, akan dicermati para mahasiswa.

Aksi dan reaksinya dihitung cermat. Langkah sekarang akan menentukan langkah selanjutnya. Butuh kecermatan, kesabaran dan “bisikan” yang tepat.

Dalam menimbang dan menakar dengan penuh kecermatan dan kesabaran tersebut, Presiden bukan ha nya butuh pakar yang cakap secara teknis, tapi juga yang bisa merasakan dan menyelami suasana hati rakyat. Bu kan hanya yang piawai “bermain ke ras” tapi juga bermain halus.

Baca juga : Demo Untuk Apa?

Secara teknis, tidak ada yang kurang dengan Presiden. Terpilih secara konstitusional. Dukungan melimpah. Dikelilingi orang-orang yang cakap. Program-programnya didukung.

Nyaris tidak ada oposisi. Sangat kuat. Terutama di parlemen. Namun, itu bisa melenakan. Kekuatan di parlemen misalnya, terkadang justru bisa menjadi kelemahan.

Karena, politisi selalu punya kepentingan jangka pendek. Pembuatan keputusan atau UndangUndang misalnya. Secara teknis sangat kuat. Didukung penuh. Relatif mulus. Tapi kenapa bisa menjadi masalah besar?

Karena, menyelami perasaan rakyat, tidak hanya butuh kecakapan teknis. Mahasiswa misalnya, selama ini mereka baik-baik saja.

Baca juga : Dengarlah Suara-suara

Sampai akhirnya ada yang dirasa janggal ketika oposisi dan bukan oposisi bersatu padu merevisi UU yang dinilai melemahkan KPK.

Mahasiswa kemudian mengisi kosongnya sikap-sikap kritis itu. Sekarang, Presiden berada di tengah tuntutan mahasiswa dan kekuatan DPR (yang baru). Yang be lum bisa diprediksi.

Yang ingin membuk tikan diri. Presiden ibarat menghadapi buah simalakama. Masing-masing punya risiko. Lalu bagaimana selanjutnya? Dengar lah suara rakyat.

Cermati suara tokoh-tokoh yang “sudah selesai dengan dirinya sendiri”. Para begawan. Bukan yang mau membantu tapi bisa menjerumuskan. Seperti catur, satu langkah akan menentukan langkah berikutnya.

Baca juga : Baik Buruk, Dulu Sekarang

Dan pion, hanya punya satu pilihan. Diam atau maju. Tak bisa mundur. Dan, rakyat akan melindungi, mendukung dan berada di belakang pilihan Presiden. Pilihan yang benar. ***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.