Dark/Light Mode

Suhu Memanas, Jangan Lupa PR

Kamis, 26 Oktober 2023 00:46 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Setelah Prabowo-Gibran resmi mendaftar sebagai capres-cawapres ke KPU, suhu politik akan naik. Memanas. Ke mana arah dukungan, juga kian jelas. Tak perlu menjadi pertanyaan lagi.

Karena itu, pertarungan ke depan bukan hanya antar pasangan capres-cawapres di arena pilpres, tapi bisa juga menjalar sampai ke DPR. 

Hubungan antar elite politik, juga bisa ikut terpengaruh. Secara pribadi. Selama beberapa tahun terakhir, panas-dingin hubungan antar elite politik mewarnai atmosfer politik Indonesia.

Secara elektoral, majunya Prabowo-Gibran, juga sangat berdampak terhadap peta persaingan pilpres maupun pileg, terutama di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Dua wilayah ini, termasuk Jawa Barat, akan menjadi palagan yang menarik.

Di DPR, setahun ke depan, juga bisa terjadi rekomposisi. “Koalisinya” berdasarkan peta koalisi 2024. Bukan peta 2019.

Baca juga : Jangan Lupakan Orang Miskin

DPR bisa sangat dinamis dengan berbagai isu atau masalah yang akan diangkat. Kondisi ini berbeda dengan DPR beberapa tahun terakhir yang terkesan sangat datar.

Bahkan di kalangan “garis keras” mulai ada suara-suara tak kalah panasnya. Misalnya, usulan untuk menarik para menteri dari pemerintahan. Usulan ini bisa jadi hanya ekspresi kekecewaan. Juga bukan perkara mudah.

Kenapa? Salah satunya, karena tidak sedikit elite politik yang sudah “terkunci”. Tidak leluasa bergerak.

Bahwa suasana akan memanas, iya. Karena, ini tahun politik. Wajar. Pasti panas. Hanya sebatas naiknya suhu politik.

Apa pun kondisinya, kenaikan suhu ini jangan sampai merugikan rakyat. Jangan sampai energi dan perhatian para elite tersita semua ke pilpres dan pileg.

Baca juga : Timur Tengah Memanas, Rupiah Perkasa

Sebelas bulan ke depan, sampai pelantikan presiden baru, akan menjadi masa yang krusial. Apalagi Pilpres 2024 tampaknya akan berlangsung dua putaran. Hiruk pikuk dan dinamikanya akan sangat tajam dan relatif lama. Di putaran kedua, akan terjadi rekomposisi koalisi.

Karena itu, pemerintahan perlu diorkestrasi dengan baik, cepat dan tepat. Laju rodanya, di pusat maupun daerah, jangan sampai melambat atau terganggu.

Ini perlu diingatkan, karena tidak sedikit pejabat pemerintah yang terlibat dalam “pesta demokrasi” ini. Langsung atau tidak langsung, diam-diam atau terbuka, terlihat atau tidak terlihat.

Jangan sampai, karena sibuk dan terbuai meriahnya “pesta”, rakyat menjadi korban. Atau, rakyat hanya menjadi pencuci piring seusai pesta. Jangan khianati rakyat. Rakyat jangan teradu domba.

Selama sebelas bulan ke depan, sampai ada pemerintahan baru, kepentingan rakyat tetap yang nomor satu. Bukan kepentingan pribadi, partai atau kelompok.

Baca juga : Shafa Harris, Akur Dengan Jedun

Lagi pula, masih sangat banyak PR atau “pekerjaan rumah” yang harus diselesaikan. Dari masalah beras, kenaikan harga-harga sampai kasus korupsi.

Rakyat jangan dinomorduakan. Harus menjadi prioritas. Sekarang. Bukan esok atau lusa. Tapi hari ini.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.