Dark/Light Mode
![SUPRATMAN SUPRATMAN](https://rm.id/images/penulis/Supratman.jpg)
RM.id Rakyat Merdeka - Presiden Jokowi mengajak tiga Capres makan siang di Istana, kemarin. Yang disorot: posisi duduk, menu di atas meja atau motif batik yang dikenakan.
Cara salaman, nama capres mana yang disebut lebih dulu, foto mana yang dipublish, gestur serta posisi kamera lebih mengarah kemana, juga ditafsir secara menarik.
Baca juga : Bukan Lagi Ban Serep?
Ada pula yang menyitir istilah “tidak ada makan siang gratis” untuk “makan siang politik” itu. Istilah ini, no free lunch, kabarnya muncul di New Orleans, Amerika Serikat pada tahun 1800-an.
Saat itu, bar-bar yang menawarkan musik jazz di wilayah Crescent City melakukan gimmick dengan memberikan makan siang gratis. Tapi, minumnya bayar.
Baca juga : Meski Panas, Tetap Fokus
Apakah pemilik barnya rugi? Tidak. Karena, tanpa disadari pelanggan, biaya makan telah dimasukkan ke harga minuman. Jadi, sebenarnya tidak gratis.
Bagaimana dengan makan siang di Istana? Tentu saja sangat positif. Bagus. Karena bisa mendinginkan suasana politik yang kian memanas.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.