Dark/Light Mode

Lovers dan Haters di Dunia Politik

Senin, 11 Desember 2023 00:01 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Sejak dulu, dunia politik sudah terbelah secara ekstrem ke dalam dua kubu: pecinta dan pembenci. Ketika internet tiba dan menjamur, kedua kubu ini semakin menemukan kanalisasi ekspresinya. Term yang dipakai di dunia netizen ini menjadi lovers dan haters.

Ketika seseorang memutuskan eksis di jagat lini masa, ia harus siap dihadapkan dua macam sikap dan reaksi warganet. Hukum like and dislike, suka tak suka, dapat dilihat di kolom komentar dan bahkan disiapkan fitur khusus untuk memilih di antara like atau dislike. Dan tak segan para netizen dengan jujur memilihnya.

Baca juga : Lestari: Pemahaman Mitigasi Bencana Publik Kudu Ditingkatkan

Tidak sedikit di antaranya yang meradikali sikapnya. Para lovers ini mendeklarasi dan menghimpunkan diri ke dalam komunitas fans-based yang sering kali fanatis. Apa yang dikatakan atau diunggah idolanya dipuji, didukung, tak sedikit ikut-ikutan. Mereka di barisan depan menjadi pembela bahkan melakukan serangan balik bila ada yang nyinyir atau berkomentar negatif kepada idolanya.

Sementara itu, ada para haters yang memilih untuk menjadi kritikus. Para haters biasanya adalah musuh bagi siapa saja yang ditengarai berseberangan atau tidak bersahabat dengan idolanya. Mereka akan berkomplot dengan siapa saja untuk menyerang dengan komentar-komentar pedas.

Baca juga : Selebgram Bagus Arda Primadana Bangga Jadi Duta Wisata

Di dunia politik, para tokoh sudah harus menyediakan diri untuk dihadapkan pada dua pilihan tadi. Pilihan mereka bersikap ada yang sangat ideologis, emosional dan ada yang pragmatis rasional. Semua tumpah dan terekam di media sosial.

Bagi yang sikap dan kesetiaannya ideologis emosional, biasanya mereka menjadi ekstrimis, hard-core, dan pendukung fanatik: right or wrong is my idol. Ini ada baiknya tapi banyak tidak menguntungkannya. Karena sering kali tidak bisa objektif dan mengabaikan fakta. Sementara, bagi yang rasional dan pragmatis, sikapnya bisa berubah jika idolanya merugikan dirinya dan kepentingan publik.

Baca juga : Netgrit Yakin KPU Mampu Lindungi Data Pemilih

Semua kandidat punya basis lovers dan haters masing-masing. Namun, ada kalanya lovers berubah menjadi haters dan haters berubah menjadi lovers. Hal tergantung dari sepak terjang para kandidat tersebut dan perubahan persepsi di tengah masyarakat.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.