Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Mahasiswa Masih Menunggu Respon

Selasa, 29 Oktober 2019 05:48 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Sampai kapan mahasiswa menggelar aksi demo? Belum ada tanda-tanda akan berhenti. Presiden Jokowi pun belum memberikan isyarat untuk menerbitkan Perppu untuk mengaktifkan UU KPK yang lama.Mahasiswa dan pemerintah saling menunggu. Siapa yang kuat staminanya? Tentu saja pemerintah.

Namun, gerakan mahasiswa tak bisa dipandang sebelah mata. Apalagi kalau masih terus berlangsung di seluruh Indonesia.Demo-demo tersebut walau gaung dan besarannya tampak menurun, tetap bisa menjadi kerikil yang bisa mengganggu pemerintahan Jokowi.

Karena itu, butuh perhatian dan respons segera. Apalagi kalau kemudian ada isu lain yang juga mencuat. Bisa melebar.

Baca juga : Kejutan, Tantangan dan Godaan

Sejauh ini, mahasiswa masih bisa mensterilisasi isu yang mereka usung. Kelompok lain juga tak mau ikut nimbrung secara terbuka. Namun, melihat beberapa aksi, walau tak sebesar di awal-awal, gerakan mahasiswa tampaknya belum kehabisan bensin.

Apalagi isu anti korupsi atau penguatan KPK ini didukung masyarakat kampus, para profesor dan masyarakat sipil, maka perlu penyikapan serius. Isu ini diperkirakan akan kembali menguat bulan depan, ketika pimpinan baru KPK dilantik.

Publik juga akan mulai menilai kinerja pimpinan baru di bawah komando Firli Bahuri. Bersama Nawawi Pomolango, Nurul Ghufron, Lili Pintauli Siregar, dan Alexander Marwata, mau tidak mau, yang pertama dilihat dari KPK adalah Operasi Tangkap Tangan (OTT). Apakah berkurang atau bertambah. Lalu siapa saja yang “kena” OTT.

Baca juga : Kursi Menteri

Diragukan kemampuannya, Firli cs harus membuktikan bahwa mereka bisa. Bukan macan ompong seperti yang dikhawatirkan. Firli cs (2019-2023) akan menghadapi tantangan yang lebih berat. Karena, sistem di KPK akan berubah. Misalnya, pimpinan KPK akan memiliki “atasan” baru yakni Dewan Pengawas yang ditunjuk Presiden.

Para pimpinan KPK sebelumnya, walaupun diragukan, namun dalam perjalanannya, bisa mematahkan keraguan itu. Karena, sistem KPK sudah sangat baik.

Siapa pun yang masuk, akan menyesuaikan dengan sistem tersebut. Ibaratnya, kalau kucing masuk KPK, dia akan menjadi singa. Di tengah kondisi yang berubah inilah Firli cs akan beradaptasi. Hanya kinerja dan prestasi yang bisa membuat publik percaya dan yakin.

Baca juga : Duh, OTT Lagi

Sekarang KPK terlihat adem ayem. Reaksi pro kontra kemungkian akan kembali muncul ketika Presiden memilih anggota Dewan Pengawas. Siapa saja personelnya akan mengundang perhatian dan reaksi publik. Bisa positif. Bisa negatif.

Presiden bisa menarik pelajaran dari pemilihan Panitia Seleksi pimpinan KPK yang mengundang kontroversi beberapa bulan lalu. Kalau pun ada pemilihan Dewas, nantinya, prinsip kehati-hatian, sangat dibutuhkan. Karena, salah pilih, bisa mengorek luka lama yang belum kering.

Mahasiswa dan publik menunggu langkah apa yang akan diambil Presiden terkait KPK dan strategi pemberantasan korupsi secara menyeluruh. Bagaimana kiprah Polri dan Kejaksaan Agung, juga menarik ditunggu.***

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.