Dark/Light Mode
- Kasus Pemotongan Insentif ASN, KPK Panggil Bupati Sidoarjo Jumat Lusa
- KAI Tutup Posko Angkutan Lebaran, Penumpang KA Naik 18 Persen
- Polisi Tangkap Pengemudi Fortuner Pemalsu Pelat TNI Yang Ngaku Adik Jenderal
- Didampingi Ibu Wury, Wapres Gelar Halal Bihalal Bareng Pegawai Dan Media
- Bobby Tetap Mau Daftar Jadi Bacagubnya PDIP
RM.id Rakyat Merdeka - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) ke depan harus berubah: hanya menciduk kasus korupsi kategori kelas kakap saja.
Mulai harus menilisik potensi korupsi di balik gebyar proyek prestigious milik para konglomerat. Harus tajam mengendus roma kong kalingkong.
Kasus suap seperti Meikarta sesungguhnya hanya merupakan puncak gunung es. Proyek Meikarta beberapa waktu lalu telah dipilih sejarah untuk memotret perilaku para pengusaha pengembang properti yang berkongsi dengan raja-raja daerah yakni para bupati dan atau wali kota.
Mereka saling memanfaatkan. Ke depan agenda besar KPK adalah mengungkap kasus-kasus seperti Meikarta. Banyak pejabat-pejabat kita yang melakukan praktek jual-beli izin.
Baca juga : Menghadirkan Negara di Papua
Semua perizinan menjadi sumber bisnis yang memperkaya para pejabat kita di daerah. Mereka memasang tarif semaunya.
Tidak mengherankan kalau seperti tersiar di berbagai media terjadi lonjakan kekayaan di luar nalar seperti Bupati Bekasi Neneng.
Rupanya pun di pundi kekayaannya sumbernya dari transaksi kebijakan di daerahnya. Ini sungguh merupakan bentuk pengkhianatan terhadap amanat rakyat.
KPK harus punya target untuk menjaring kasus-kasus kakap karena mereka harus mencapai target pengembalian dana rakyat yang di rampok oleh para bandit dari oknum pejabat dan pengusaha.
Baca juga : Berharap Pada Senayan Baru
Uang negara untuk membiyai KPK sangat besar, oleh karenanya harus punya target lebih dari sekedar menutup biaya opea sional institusi KPK.
Dengan demikian KPK tidak menghabiskan banyak energi untuk kasuskasus kelas teri. KPK harus seperti perusahaan yaitu mengkuantifikasikan pencapaian dalam angka pengembalian kerugian negara.
KPK harus punya informasi tentang dimana saja kasus-kasus kakap berada, dan ini harus jadi prioritas.
Biasanya proses kasus raksasa itu melibatkan orang orang besar yang menjadi backing-nya. Para koruptor kelas kakap biasanya sangat yang paling rapih dalam melakukan kegiatan ilegalnya.
Baca juga : Penghasut Sosial Media
Yang mereka lakukan dibuat seperti legal padahal ilegal. Peraturan diatur sedemikian rupa untuk mengarahkan kepada proyek-proyek sehingga tampak sesuai aturan.
Oleh karenanya KPK harus jauh lebih pintar, cerdik, dan pandai mengendus tipuan para penjahat kakap. ***
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.