Dark/Light Mode

Ekonomi Buruh Masih Pas-pasan

Jumat, 7 Juni 2024 05:02 WIB
BUDI RAHMAN HAKIM
BUDI RAHMAN HAKIM

RM.id  Rakyat Merdeka - Setiap tahun, para pekerja dan buruh menikmati kenaikan upah. Namun, kenaikan ini tak mampu mendongkrak kemampuan ekonomi mereka. Sebab, di saat bersamaan, terjadi kenaikan harga barang-barang kebutuhan pokok. Belum lagi, berbagai pungutan baru juga muncul. Tak heran, meski upah naik, buruh dan rakyat kecil tetap saja ketar-ketir.

Untuk 2024, upah di seluruh daerah di Indonesia mengalami kenaikan, meski jumlahnya tidak besar. Di DKI Jakarta, Upah Minimum Provinsi (UMP) naik Rp 165 ribu, dari Rp 4,9 juta menjadi Rp 5,06 juta. Di Tangerang, Upah Minimum Kabupaten/Kota (UMK) naik dari Rp 4,55 juta menjadi Rp 4,67 juta. Yang paling besar UMK Kota Bekasi, yang naik Rp 185 ribu, dari Rp 5,15 juta menjadi Rp 5,34 juta. Secara nasional, kenaikan upah ini ada di rentang 3-5 persen.

Baca juga : Mata Tak Melihat, Hati Tetap di Dekat Ka'bah

Jika dilihat nominalnya, upah buruh tadi lumayan besar. Apalagi jika dibandingkan dengan kondisi 10 tahun lalu, yang masih di angka Rp 2 juta sampai Rp 3 juta. Namun, upah yang ada saat ini belum mampu meningkatkan kesejahteraan buruh. Sebab, kebutuhan mereka juga melonjak tajam. Beberapa buruh mungkin masih terbelenggu dalam kondisi “besar pasak daripada tiang”.

Di tengah kenaikan upah, harga barang-barang kebutuhan pokok juga naik. Yang tertinggi adalah beras. Per 1 Juni kemarin, pemerintah menetapkan kenaikan harga ecerah tertinggi (HET) untuk beras, baik medium maupun premium.

Baca juga : Diresmikan Naik Harga

Angka kenaikan harga beras yang diresmikan cukup tinggi. Untuk beras medium, naik dari Rp 10.900 menjadi Rp 12.500 per liter. Berarti naiknya sebesar 12,4 persen. Jauh lebih tinggi dari kenaikan upah tadi.

Selain harga kebutuhan pokok, kini muncul juga wacana pemberlakuan pungutan Tabungan Perumahan Rakyat (Tapera). Jumlahnya 3 persen dari gaji. Jika upah atau gaji buruh Rp 5 juta, penghasilan mereka akan terpotong Rp 150 ribu.

Baca juga : Lintasarta Raih Indonesia Regulatory Compliance Awards 2024

Dengan kondisi ini, tak heran sebagian besar buruh kita keuangannya masih terus pas-pasan. Upah yang mereka dapatkan habis untuk kebutuhan sehari-hari, yang kenaikan harganya melonjak melebihi kenaikan upah dan pungutan baru yang bisa menguras dompet.

Itu untuk buruh yang bekerja di DKI Jakarta dan sekitarnya. Kondisi keuangan buruh di daerah mungkin lebih sulit. Sebab, UMP dan UMK di daerah mereka jumlahnya jauh lebih kecil dari DKI. Bahkan ada yang masih di kisaran Rp 2 juta. Sedangkan kenaikan harga pangan menyebar secara merata di semua daerah.

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.