Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Berita Sedih dari Jakarta

Selasa, 21 Juli 2020 05:25 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Ini berita dari Jakarta Barat, pekan lalu. Sebanyak 219 pemegang Kartu Jakarta Pintar (KJP) menggadaikan KJP-nya untuk membeli peralatan sekolah.

Sebagian di antaranya menggadaikan ke (terduga) rentenir. Informasi ini didapat penyidik dari Pemprov DKI yang mewawancarai beberapa orang tua yang menggadaikan KJP.

Tak berhenti di situ. Si rentenir rupanya juga diperas. Dia didatangi dan ditakut-takuti lalu dimintai uang oleh oknum yang mengaku aparat. Oknumnya, si pemeras itu, sudah ditangkap.

Baca juga : Cari Vaksin Mafia Hukum

Ketika rakyat kecil “saling gigit”, sungguh berita yang menyedihkan. Mata rantai yang meresahkan. Apakah ini (perlengkapan, peralatan dan sebagainya) sudah dipikirkan ketika para pejabat merumuskan pembelajaran jarak jauh?

Di antara mereka yang menggadaikan KJP misalnya, ada yang harus membelikan anaknya hape bekas. Harganya enam ratus ribu. Kok harus? Iya, hape itu dibutuhkan untuk pembelajaran jarak jauh. Selain hape, laptop juga bisa. Untuk zoom atau google class.

Tak berhenti di situ. Ada juga biaya lain untuk pulsa internet. Ini juga beban tersendiri. Warga yang tidak berlangganan wifi di rumahnya banyak yang mengeluh mahalnya biaya pulsa untuk zoom atau google class.

Baca juga : Cermat Membubarkan Lembaga

Tak perlu ke pelosok-pelosok yang jauh, di Jakarta saja masih banyak yang merasa berat menyediakan perlengkapan pendukung belajar jarak jauh ini.

Di tengah berita ini, teringat anggaran penanganan Covid-19 yang terus membengkak sampai Rp 695,2 triliun. Pos anggarannya macam-macam. Lembaga ini mendapat sekian triliun, BUMN itu memperoleh sekian puluh triliun, instansi ini belasan triliun. Di sisi lain, sejumlah Pemda justru  mengendapkan uangnya sampai Rp170 triliun di bank. Tak dikeluarkan.

Terbayang, misalnya uang triliunan itu dialokasikan juga untuk membeli peralatan sekolah yang mendukung pembelajaran jarak jauh. Misalnya hape kualitas standar untuk pelajar yang membutuhkan. Atau, jaringan internet yang memadai atau bahkan gratis.

Baca juga : Wangi Yasonna Tak Bertahan Lama

Atau, bisa juga diupayakan gadget khusus untuk sekolah jarak jauh. Bisa diciptakan sendiri. Bukankah kita memiliki lembaga riset dan punya banyak penemu hebat? Atau bisa juga kerjasama dengan pihak lain. Gadgetnya tidak perlu mahal-mahal. Standar saja. Yang penting fiturnya bisa mendukung pembelajaran jarak jauh.

Semoga para pembuat kebijakan bisa melahirkan kebijakan yang tidak membebani. Kebijakan yang menjangkau dan menaungi semua. Kasihan rakyat kalau harus menanggung beban yang tak seharusnya mereka tanggung. Beban yang semestinya dipikirkan dan diupayakan para pembuat kebijakan.

Semoga tidak ada lagi berita sedih.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.