Dark/Light Mode

Libur Panjang, November Ceria

Selasa, 27 Oktober 2020 05:03 WIB
SUPRATMAN
SUPRATMAN

RM.id  Rakyat Merdeka - Nasihatnya masih sama: 3M. Apakah nasihat itu akan efektif selama libur panjang yang dimulai besok?

Hasilnya baru diketahui awal-awal November. Namun, kecemasan tak bisa ditutupi. Karena, beberapa liburan panjang sebelumnya, selalu membawa oleh-oleh: Covid-19 meningkat. Ada klaster baru. Klaster libur panjang yang mencemaskan.

Libur panjang lima hari di masa pandemi, 28 Oktober sampai 1 November juga membuat dilema. Satu sisi bisa menggerakkan roda ekonomi dan menghilangkan kejenuhan, tapi di sisi lain, juga bisa menjadi petaka kesehatan.

Pemerintah memang selalu membekali dengan imbauan 3m+, memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak serta menghindari kerumunan, namun, apakah imbauan itu akan ditaati?

Baca juga : Bang Yos Tunjuk LRT-nya Ahok

Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga sudah mengeluarkan Surat Edaran kepada para kepala daerah untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 saat liburan panjang. Apakah Surat itu bisa dilaksanakan aparat di bawahnya?

Apakah tempat-tempat wisata bisa mematuhi kapasitas 50 persen? Apakah para wisatawan dan pemudik bisa mematuhi protokol kesehatan? Apakah keluarga yang menerima para pemudik juga bisa menerapkan prokes?

Pemerintah perlu memastikan bahwa segala imbauan, Surat Edaran atau instruksi tersebut bisa dijalankan dan berjalan dengan baik. Ada semacam “pengawasan melekat” (waskat) yang ketat. Ada prosedur standar bahwa itu bisa berjalan dengan baik.

Kalau tidak, November akan menjadi bulan yang mengkhawatirkan, libur panjang kali ini akan sama dengan sebelumnya: melahirkan klaster baru. Covid-19 akan meningkat lagi. Dampaknya bisa meluas lagi.

Baca juga : Benny Tjokro Cari Teman Di Penjara

Pasca libur panjang juga penting. Pegawai kantor akan kembali masuk kantor, yang mudik akan kembali ke rumah, apakah semua sudah siap menerima jamaah libur panjang dengan protokol kesehatan?

Anak-anak muda, yang kuliah atau SMA misalnya, yang biasanya tak bisa “dibilangin”, juga bisa menjadi potensi yang mengkhawatirkan.

Mereka yang sudah jenuh karena bersekolah atau kuliah di rumah, biasanya melampiaskan kejenuhan dengan berlibur mandiri ke luar kota. Jalan atau liburan bersama teman-temannya. Bagaimana mengantisipasi kondisi ini?

Karena, di beberapa negara, anak-anak muda yang sudah punya kemauan dan agenda sendiri ini menjadi pemicu melonjaknya Covid-19.

Baca juga : Halal: Kenapa Kalah Dari Brasil?

Yang tak kalah penting, pemerintah terus memperkuat testing, pelacakan serta monitoring-evaluasi. Informasi mengenai kedatangan vaksin yang bisa menjadi "obat segalanya" juga perlu disikapi dengan bijaksana. Bukan melahirkan rasa percaya diri berlebihan sehingga membuat lalai dan hilangnya kewaspadaan.

Semoga libur panjang benar-benar membuat fresh. Membawa manfaat. Bukan kecemasan. Dan, bulan depan, usai libur panjang, akan menjadi November Ceria.(*)

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.