Dark/Light Mode

Pengamat: Jika Tak Dituntaskan, Tragedi Kanjuruhan Bisa Jadi Malapetaka Bagi Sepak Bola Nasional

Selasa, 10 Januari 2023 20:30 WIB
Foto: Ist.
Foto: Ist.

RM.id  Rakyat Merdeka - Kekalahan Indonesia atas Vietnam membuat langkah anak asuh Shin Tae-yong terhenti di ajang AFF Mitsubishi Electric Cup 2022 setelah pada leg kedua tim Merah Putih kalah telak dari Vietnam dengan skor 2-0 di Stadion My Dinh, Senin (9/1).

Pengamat sepak bola nasional, Amsori Bahruddin Syah mengaku tidak heran dengan kekalahan Timnas Indonesia.

Sebab, kualitas pemain sangat ditentukan dengan kualitas kompetisi liga. Sementara kualitas liga ditentukan dengan kualitas induk federasi sepak bolanya.

"Saya tidak heran, karena pemain sehebat apapun, pelatih secanggih apapun itu tidak punya arti jika kualitas kompetisi liganya jelek ditambah di bawah kepemimpinan federasi sepak bola yang buruk," kata Amsori kepada wartawan, Selasa (10/1).

Selain itu, akademisi dari Universitas Nasional (UNAS) itu melihat kekalahan Indonesia atas Vietnam bertepatan dengan momentum 100 hari tragedi Kanjuruhan, Malang.

Baca juga : Hukum Tidak Ada Tawar-Menawar

Menurutnya, ini bukan sesuatu yang kebetulan, sebab bisa jadi ini jawaban dari doa para keluarga korban yang ingin tragedi kelam menewaskan 135 nyawa itu segera diusut tuntas.

Ada anak yang mendadak jadi yatim, seorang ibu kehilangan anak kecilnya dan ada keluarga terputus satu generasi karena semuanya meninggal usai menonton pertandingan bola.

"Kita tidak boleh menutup mata, mereka sudah menggunakan berbagai cara berjuang menuntut keadilan, entah dari tangan siapa dan doa dari mulut siapa yang berhasil mengetuk hati pemberi keadilan, sehingga seolah Indonesia diingatkan melalui kekalahannya dari Vietnam, tepat dengan momentum 100 hari tragedi Kanjuruhan," imbuhnya.

Amsori mengingatkan PSSI tidak memandang remeh tragedi Kanjuruhan, yang seolah terlupakan dan akhirnya dilupakan.

"Biarlah ini menjadi peringatan bagi PSSI bahwa ada hal yang penting dari sepak bola, yakni keadilan bagi korban dan keluarga korban," ujarnya. 

Baca juga : Erick: Konser Salam Satu Jiwa, Cermin Solidaritas Korban Tragedi Kanjuruhan

Terlepas dari itu, Amsori juga menyoroti performa pemain Timnas Indonesia yang cenderung terus menurun, terutama pasca tragedi Kanjuruhan Malang.

Ia menduga, akar masalahnya ada di PSSI sebagai induk organisasi sepak bola di Indonesia yang terkesan lepas tangan dari tragedi tersebut.

Sehingga membuat tekanan psikologis bagi para pemain dan pelatih Shin Tae Yong.

"Setelah tragedi Kanjuruhan pelatih Shin Tae Yong ini kelihatan tidak nyaman melatih Indonesia, sehingga dampaknya hari ini Timnas kalah oleh Vietnam, beda halnya sebelum terjadi tragedi Kanjuruhan di mana Timnas di bawah Shin Tae Yong sangat luar biasa dengan performa maksimal," ungkapnya.

Padahal, menurut Amsori, kualitas pelatih sekaliber Shin Tae Yong tidak perlu diragukan. Ia merupakan pelatih berpengalaman dan pernah membawa timnas Korea Selatan di Piala Dunia.

Baca juga : Pengamat UGM: Partai Yang Nggak Mau Capek, Biasanya Pilih Sistem Proporsional Terbuka

"Tetapi, apalah arti kualitas itu, jika PSSI sendiri dipimpin orang yang tidak profesional. Tidak akan satu frekuensi," tutur Amsori.

Amsori menilai profesionalitas dan keahlian Shin Tae Yong menurun karena adanya atmosfer di PSSI yang tidak baik.

"Saya melihat ini akan menjadi malapetaka bagi sepak bola Indonesia jika tragedi Kanjuruhan ini tidak dituntaskan. Imbasnya sekarang yang terjadi kepada Timnas kita kalau saya lihat itu. Orang STY pelatih terbaik kok, Jerman aja kalah sama dia, cuma kenapa sekarang ini berbeda jauh. Mainnya saya bilang di atas tadi, inilah yang mengakibatkan Timnas ini kayak begini begitu loh,” ungkapnya.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.