BREAKING NEWS
 

Pemprov DKI Berencana Gabungkan PPDB Sekolah Negeri Dan Swasta

Adi Dasmin: Di Negeri Atau Swasta, Pendidikan Sama Saja

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Selasa, 21 Juli 2020 19:43 WIB
Ketua PGRI DKI Jakarta, Adi Dasmin. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Kemudian yang kedua, negeri ini belum mampu untuk menampung semua anak usia sekolah. Itu harus diakui, bahwa negeri itu belum mampu, daya tampung sekolah negeri itu belum mencukupi.

Hanya itu alasannya?

Adsense

Alasan lainnya itu adalah, kalau negeri dan swasta PPDB-nya disatukan, ini adalah langkah awal perubahan pendidikan di DKI Jakarta. Akan ada peningkatan kualitas anak didik. Pertama, dengan begitu berarti anak didik di swasta dan negeri itu sama. Jadi, tidak ada siswa yang homogen di satu sekolah.

Tolong jelaskan...

Sekolah itu nanti akan heterogen dari sisi siswanya ya. Sekarang ini kan ada pandangan di masyarakat, bahwa ada sekolah favorit dan tidak favorit.

Baca juga : Gembong Warsono: Status Sekolah Swasta-nya Harus Jelas Dulu Dong…

Dengan digabungnya PPDB swasta dengan negeri, nanti itu tidak akan ada lagi. Karena, siswanya akan disalurkan baik ke negeri, maupun ke swasta. Kemampuan akademik siswa di negeri dan di swasta akan sama. Kemampuan ekonomi orangtua, baik di negeri maupun swasta juga akan sama.

Dengan begitu, pandangan masyarakat bahwa suatu sekolah favorit atau tidak, nantinya tidak akan ada lagi. Karena, semuanya sudah sama saja.

Sekarang bagaimana?

Kalau sekarang masih ada sekolah-sekolah favorit, karena masih homogen. Karena, di situ anaknya akademiknya pada bagus, ekonomi orangtuanya juga pada bagus, dan lain sebagainya. Tapi, dengan adanya penggabungan PPDB itu, nanti hilang dengan sendirinya. Nanti standar sekolah juga akan sama.

Itu dari sisi murid. Kalau dari sisi guru?

Baca juga : BAN-SM Dukung Pembangunan Pendidikan Jabar Juara

Oke, sekarang dari sisi guru ya. Dari sisi guru, pasti guru yang muridnya heterogen akan meningkat kompetensinya. Secara tidak langsung, profesionalismenya dalam bidang akademik akan tinggi.

Kenapa?

Karena, guru-guru di sekolah yang homogen itu perhatiannya hanya ke akademik saja. Dia hanya memikirkan, bagaimana caranya supaya anak-anak ini pintar, pandai akademiknya.

Kalau sekolah yang heterogen?

Sekolah yang heterogen, begitu dia masuk ke sekolah, dia tidak hanya mengajarkan akademiknya saja. Tetapi, dia juga mengurusi masalahmasalah yang ada pada anak didiknya. Kan anak-anak ada yang tidak bisa masuk sekolah, ada yang terlambat terus dan lainnya. Karena permasalahannya banyak, profesionalismenya dalam berbagai hal akan meningkat.

Baca juga : Pemerintah Ingatkan Perusahaan Swasta Wajib Bayar THR Karyawan

Apakah ini mungkin, mengingat swasta itu mandiri?

Betul, swasta itu banyak yang milik yayasan dan punya pengaturan tersendiri. Tapi, PPDB gabungan bisa saja dilaksanakan, dengan membuat aturan mainnya. Tentu, aturan main ini harus dibicarakan antara Dinas Pendidikan dengan para stakeholder yang ada. Saya yakin, Pak Gubernur paham sekali soal ini, karena sebelumnya dia itu kan menteri pendidikan.

Banyak orangtua yang mau anaknya masuk negeri, salah satunya karena sekolah swasta lebih mahal. Itu bagaimana?

Dari sisi biaya sebenarnya juga bisa dibuat sama. Kan berdasarkan Undang-Undang, pendidikan ini wajib dibiayai negara. Negara selama ini membiayai sekolah negeri. [NDA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense