BREAKING NEWS
 

Dipercaya Kelola Dana Pensiun BUMN

IFG Patuhi GCG Ya, Biar Nggak Kayak Jiwasraya

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : FIRSTY HESTYARINI
Sabtu, 4 Juni 2022 07:30 WIB
Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo berbicara pada acara Indonesia Financial Group (IFG) International Conference 2022 di Jakarta, Senin (30/5/2022). (Foto: Dok. IFG).

 Sebelumnya 
Dengan begitu, lanjutnya, strategi investasi hingga pilihan asetnya bisa diseragamkan. Sehingga kepastian pembayaran dapen lebih baik ke depannya. Sebagai gambaran, saat ini tercatat ada 108 dana pensiun perusahaan pelat merah yang masih terpisah-pisah.

Mantan bos Bank Mandiri itu menilai, asuransi merupakan produk yang penting untuk menjaga risiko dari kehidupan. Seperti risiko terjadinya kebakaran rumah, kecelakaan, hingga anggota keluarga yang sakit.

Karenanya, selain perlu terus disosialisasikan ke masyarakat, khususnya kalangan milenial. Juga perlu diedukasi bahwa asuransi adalah produk yang bersifat proteksi, bukan produk investasi.

Baca juga : Partai Buruh Janji Nggak Sakiti Rakyat

Meskipun ada investasi jangka pendek untuk mendapatkan return, namun asuransi dapen ini merupakan investasi jangka panjang untuk menjamin hari tua sehingga butuh waktu 20-25 tahun ke depan.

“Ini yang kadang orang salah, beli asuransi untuk cari return. Padahal kalau cari return ya reksa dana, atau beli saham. Asuransi ya untuk proteksi. Itu dua hal terpisah. Ini yang mau kami pisahkan juga,” terang Tiko.

Adsense

Tiko mencontohkan, di negara maju, alokasi asuransi untuk proteksi hari tua tinggi, berbeda bila dibandingkan di Indonesia.

Baca juga : Jika Diolah Dengan Baik, FABA Bisa Bawa Banyak Manfaat

Ia memaparkan, pangsa pasar asuransi hanya mencapai 8,5 persen terhadap PDB (Produk Domestik Bruto). Sedangkan dana pensiun sebesar 2,7 persen terhadap PDB. Sementara perbankan memiliki total aset mencapai 59,5 persen terhadap PDB. Dan, kapitalisasi pasar modal mencapai 45,2 persen terhadap PDB.

“Orang Indonesia kebanyakan di cash. Jadi yang dialokasikan untuk menjaga proteksi hari tua masih kecil,” katanya.

Karena itu, bila pengelolaan investasi dapen ini di bawah satu payung, diharapkan bisa menjaga keseimbangan antara pertumbuhan aset dengan liabilitasnya. Sehingga hal ini terus dikaji dan didiskusikan lebih detail, agar nantinya aset yang dikembangkan tetap aman. Dan, tidak digunakan untuk sembarang investasi.

Baca juga : Menaker, Kasian Sekali Ya... Semoga Nggak Babak Belur

“Jangan sampai, pada saat orang pensiun, mau ambil dananya, tapi asetnya nggak sampai mengejar liabilitasnya seperti kejadian Jiwasraya, dan Asabri. Jangan sampai mengalami hal yang sama,” ingat Tiko.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense