BREAKING NEWS
 

Ini Kata Pengamat, Soal Harga BBM Yang Demen Turun Naik

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Rabu, 1 Februari 2023 21:31 WIB
Selama ini, harga BBM di Indonesia relatif stabil, karena intervensi pemerintah. (Foto: Istimewa)

RM.id  Rakyat Merdeka - Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro berpendapat, fluktuasi atau perubahan harga BBM adalah sesuatu yang wajar. Selayaknya perubahan harga barang dan jasa pada umumnya.

Apalagi faktanya, harga minyak mentah yang diperdagangkan di pasar internasional, terus mengalami perubahan hampir setiap hari. Sementara minyak mentah, merupakan komponen terbesar dalam pembentuk harga BBM.

"Fluktuasi harga BBM adalah sesuatu yang wajar. Tapi, belum bisa diterima sepenuhnya oleh masyarakat Indonesia. Yang telah terbiasa dengan kestabilan harga BBM, akibat intervensi pemerintah," jelas Komaidi, Rabu (1/2).

Perubahan kondisi permintaan dan penawaran minyak Indonesia, menyebabkan biaya yang diperlukan untuk mengintervensi harga BBM semakin besar.

Konsumsi minyak Indonesia, dilaporkan meningkat dari kisaran 300 ribu barel per hari pada periode awal pelaksanaan pembangunan, menjadi sekitar 1,5 juta barel per hari.

Sementara kemampuan produksi minyak Indonesia yang sempat mencapai 1,6 juta barel per hari, saat ini turun menjadi 600-700 ribu barel.

Baca juga : Pengamat Migas: Soal Harga BBM Nonsubsidi Kewenangan Badan Usaha

Faktor Pembentuk Harga BBM

Secara umum, harga BBM sama dengan harga barang dan jasa yang lain. Terbentuk melalui komponen biaya-biaya dalam proses pengadaannya.

"Harga BBM antara lain ditentukan oleh harga minyak mentah, nilai tukar rupiah, biaya untuk mengangkut minyak mentah, biaya pengolahan/pengilangan, biaya penyimpanan BBM, biaya distribusi BBM, tarif pajak yang meliputi PPN dan PBBKB, dan margin wajar badan usaha yang terlibat dalam rantai bisnis penyediaan BBM," papar Komaidi.

Mayoritas komponen pembentuk harga BBM tersebut bersifat fluktuatif. Karena itu, logis jika harga BBM juga fluktuatif. Bisa naik turun, sesuai perubahan faktor pembentuk harga.

"Jika selama ini harga BBM di Indonesia relatif stabil, hal tersebut bukan karena faktor-faktor pembentuk harganya yang stabil. Tetapi, lebih karena intervensi pemerintah," ujar Komaidi, yang juga dosen Program Magister Ilmu Ekonomi Universitas Trisakti.

Meskipun relatif sama dengan barang dan jasa yang lainnya, perhitungan harga wajar BBM tidak mudah disederhanakan.

Baca juga : Yuk Yang Belum Booster Kedua, Buruan Divaksin

Ada sejumlah faktor penting yang perlu dilihat lebih cermat, ketika menghitung harga wajar BBM.

Salah satunya, terkait karakteristik minyak mentah dan setting pada kilang minyak.

Jenis minyak mentah dan setting kilang akan berpengaruh terhadap produk yang akan dihasilkan dari proses pengilangan.

Produk yang akan dihasilkan, umumnya akan tergantung dari crude assay.

"Dari crude assay, kita bisa mengetahui komposisi dari masing-masing produk yang akan dihasilkan. Mulai dari gas, LPG, minyak tanah, bensin, solar, dan residunya," urai Komaidi.

Adsense

Hasil studi menyebutkan, pengilangan minyak jenis BRENT rata-rata akan menghasilkan komposisi produk Butane and Lighter (2,9 persen), Lt. Naptha (9,2 persen), Hvy Naphtha (21,3 persen), Kerosene (15,6 persen), Diesel (16,7 persen), Vacuum Gas Oil (24,5 persen), dan Vacuum Residue (9,7 persen).

Baca juga : Ini Pesan Mas Witjak PPP Di Hari Ulang Tahun Megawati

Studi tersebut menggambarkan, pendekatan yang mengasumsikan 1 barel minyak mentah akan menjadi 1 barel BBM adalah tidak tepat.

Proses pengilangan minyak mentah, tak hanya menghasilkan BBM. Tetapi juga produk turunan yang lainnya.

Ini membuktikan, perhitungan harga wajar BBM tidak sederhana. Karena harus melibatkan perhitungan hasil produk lain, yang harganya juga tidak sama.

Harga BBM antar negara dapat berbeda-beda. Karena struktur biaya penyediaan BBM tiap negara tidak selalu sama.

Publikasi OPEC menunjukkan, struktur biaya produksi BBM pada kelompok negara OECD dan G7 tidak sama. Struktur biaya produksi BBM di Amerika Serikat (AS), Kanada, Jepang, Korea, Prancis, Jerman, Italia, Inggris, India, dan China juga dilaporkan berbeda.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense