RM.id Rakyat Merdeka - Keberadaan pelabuhan terbesar kedua di Tanah Air, yaitu Makassar New Port (MNP) di Sulawesi Selatan, diyakini akan membantu menekan ongkos logistik di Indonesia timur.
Peneliti dari Center for Indonesian Policy Studies (CIPS), Krisna Gupta optimistis, pembangunan MNP akan mewujudkan harapan menurunkan ongkos logistik.
Apalagi kapasitas pelabuhan tersebut, kini lebih besar. Hal ini akan memperkuat pelaksanaan program Tol Laut.
“MNP bisa jadi langkah awal, untuk meningkatkan aktivitas ekonomi di kawasan. Karena sekarang kapasitas pelabuhan sudah dapat diandalkan,” ujar Krisna kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Dengan penambahan kapasitas pelabuhan, kata dia, diharapkan juga bisa mendorong pelayaran langsung dari negara-negara lain ke Indonesia.
Baca juga : Harga Beras Rawan Semakin Ugal-ugalan
Sebab, dengan kapasitas pelabuhan yang besar, MNP otomatis bisa mengakomodir masuknya kapal-kapal besar.
“Yang perlu diperhatikan, apakah traffic yang melewati Makassar benar-benar memerlukan kapasitas besar. Tapi setidaknya, perdagangan dengan Filipina, Jepang dan Australia kemungkinan besar dapat terlayani di MNP,” kata dia.
Ia melihat, Selat Malaka merupakan jalur pelayaran terpenting di dunia, karena menjadi rute internasional yang sangat ramai dilintasi.
Menurut Krisna, salah satu daya tarik Selat Malaka adalah menghubungkan Eropa dengan Asia Timur, yang traffic-nya tinggi karena rutenya melayani kawasan manufaktur dunia. Untuk itu, hal ini turut menjadi tugas Pemerintah untuk terus meningkatkan aktivitas perekonomian di wilayah timur Indonesia. Dengan begitu, pelabuhan di Indonesia bisa memiliki daya saing di pasar global.
Dia menyadari, Pemerintah punya segudang Pekerjaan Rumah (PR) untuk mengembangkan ekonomi Indonesia timur.
Baca juga : Pangan Murah Nggak Boleh Salah Sasaran
“Namun setidaknya, untuk menyelesaikan isu kapasitas pelabuhan, berdirinya MNP merupakan awal yang sangat baik. Tinggal bagaimana menyelesaikan PR lainnya,” terangnya.
Sebagai informasi, Kamis (22/2/2024), Presiden Jokowi meresmikan pelabuhan terbesar kedua di Indonesia, yaitu Makassar New Port (MNP).
Presiden Jokowi berharap, pelabuhan MNP mampu menjaga efisiensi, menekan biaya logistik, sehingga dapat berdaya saing dengan negara lain.
Sebab, 10 tahun lalu, biaya logistik nasional berada di angka 24 persen. Padahal, negara lain hanya 9-12 persen. Hal ini dikarenakan, tidak terintegrasinya antara pelabuhan dengan kawasan industri. Padahal, efisiensi yang baik akan memenangkan persaingan antar negara yang sangat ketat.
“Sekarang, biaya logistik kita sudah turun, kurang lebih 14 persen. Sudah turun banyak, tetapi tetap masih sedikit lebih tinggi dari negara lain. Dan ini menjadi PR kita bersama,” ujar Presiden Jokowi, dalam sambutannya saat meresmikan Makassar New Port, Kamis (22/2/2024).
Baca juga : Fiorentina Vs Lazio, Ngejar Tiket Eropa
Kepala Negara menjelaskan, Makassar New Port merupakan pelabuhan terbesar kedua, setelah Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara.
Menurutnya, dengan kedalaman 16 meter, maka MNP termasuk pelabuhan terdalam yang sangat baik untuk bersandarnya kapal-kapal besar pengangkut kontainer.
Sehingga kehadiran pelabuhan baru di Makassar dengan kapasitas total saat ini 2,5 juta TEUs (Twenty-foot Equivalent Unit) peti kemas ini, juga menjadi angin segar bagi perusahaan pelayaran.
Sebab, dengan kedalaman 16 meter LWS (Low Water Springs), dermaga MNP sudah bisa disandari kapal berukuran besar generasi post panamax, yang biasa digunakan untuk direct call atau pelayaran langsung ke luar negeri.
“Makassar New Port yang lama itu, kapasitasnya 750 ribu TEUs (twenty-foot equivalent unit) per tahun dan sekarang 2,5 juta TEUs per tahun,” katanya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.