BREAKING NEWS
 

Di Webinar RM-SRE ITB, Dirut PLN dan Wamen BUMN Bicara Bisnis Energi Di Era Pandemi

Pilih Energi Baru Atau Dikucilkan Dunia

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Kamis, 13 Agustus 2020 07:21 WIB
Dirut PLN Zulkifli Zaini (kiri) dan Wakil Menteri BUMN Budi Gunadi Sadikin. (Foto: Istimewa)

 Sebelumnya 
Perusahaan setrum beraset Rp 1.600 triliun itu, kata Zul, punya 4 unsur trans formasi, yakni; green, lean, inovatif, dan customer focuses.

Adsense

Zul kini harus putar otak untuk mewujudkan target Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RPJPP) 12,8 Gigawatt dari EBT di 2024. Sementara mandat RPJMN memberi target lebih besar, yakni 16,3 Gigawatt.

Ada beberapa inovasi yang akan diambil. Mulai dari cofiring biomassa, dediselisasi, membangun PLTS di lubang-lubang eks tambang, waduk hingga bendungan.

Baca juga : Corona Berkah Bagi Energi Baru Terbarukan

Di akhir paparan, Zul membagikan resep suksesnya meniti karier kepada milenial. “Kalau diberi target 100, saya selalu akan capai 110,” ungkapnya.

Dengan prinsip itu, ia tidak perlu memikirkan jalan kariernya. “Atasan kita lah yang akan memikirkan karir kita,” pungkas jebolan ITB angkatan 1980 itu.

Giliran Wamen BUMN Budi mengupas judul: Perhatian BUMN untuk Pengembangan Bisnis Energi Terbarukan. Dia mengatakan, perubahan sistem energi sudah semakin dekat. “Perubahan ini sudah saya amati sekitar 5 sampai 10 tahun yang lalu. Tetapi semakin kuat dan jelas perubahannya di tahun-tahun ini,” ungkap Budi.

Baca juga : Makin Banyak Aja Yang Daftar, Apa Pengangguran Bertambah?

Sama halnya dengan perubahan sistem energi pertama, kisah Budi, ketika transisi energi mulai terjadi di tahun 1700 an, dengan mengalihkan primary energy menjadi secondary energy. Yang paling signifikan primary energy diubah menjadi energi listrik dan energi gerak. Dua transisi energi itu, telah mengubah banyak hal. Tidak hanya peradaban tapi juga industri. Banyak industri baru yang muncul, tapi juga banyak industri yang kalah dan mati.

Ia lalu mencontohkan, ketika perusahaan yang bangun kapal layar yang pernah berjaya, kalah dengan perusahaan bangun kapal uap. Demikian juga dengan perusahaan transportasi yang menggunakan kereta dan kuda kalah dengan perusahaan transportasi kereta api. Termasuk, orang-orang yang menggantungkan hidupnya dengan pabrik lilin, yang akhirnya juga kalah dengan pabrik lampu. “Ini akan terjadi,” ingatnya.

Setelah sistem energi pertama, perubahan sistem energi yang kedua, nantinya juga akan membawa nasib yang kurang lebih sama. Mantan bos Inalum itu memperkirakan, peradaban manusia akan sangat masif berubah 510 tahun ke depan.

Baca juga : Airlangga Tak Mau `ABS`

Di akhir paparan, ia mengingatkan peserta webinar dengan pernyataan mendalam. Ia meminta milenial tidak terlalu terpana dengan sistem energi lama. Tapi harus bersiap dengan sistem energi yang baru. “Pesan saya, just be prepare!” pungkasnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense