Sebelumnya
Hasto menjelaskan, keluarga berisiko stunting adalah calon pengantin. Soalnya, 80 persen sudah hamil di tahun pertama pernikahan.
Sebagian besar orang Indonesia menikah dengan tujuan prokreasi, yakni ingin punya anak.
“Berbeda dengan negara maju, ada yang untuk rekreasi, ada juga yang menikah tujuannya security, hanya untuk mendapatkan perlindungan karena ada suami,” ungkap Hasto.
Baca juga : Golkar Jamin Pelantikan Prabowo-Gibran Mulus
Dia juga mengatakan, setiap calon pengantin perlu memeriksa (skrining) status kesehatannya sebelum menikah, sehingga profil kesehatan di wilayah IKN dapat diproyeksikan dengan tepat.
Terkait bonus demografi, Hasto menyampaikan bahwa saat ini, setiap 100 orang hanya menanggung 44 orang yang tidak bekerja. Tetapi kondisi tersebut berbeda dengan Kalimantan Timur.
“Jumlah angkatan kerjanya jauh lebih banyak. Rasio ketergantungannya lebih rendah dari provinsi lain,” ungkapnya.
Baca juga : Draf RUU Penyiaran Diributin Netizen
Dia berharap, kolaborasi ini mampu membangun kualitas SDM di wilayah IKN.
Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara Bambang Susantono mengutarakan, penandatanganan kesepakatan tersebut adalah langkah awal untuk mewujudkan masyarakat Indonesia nol stunting.
“Harus ada lompatan ke depan bagaimana kita membangun sumber daya manusia. Ini tidak mudah karena sebagian besar adalah transmigran, generasi kedua dan ketiga,” katanya.
Baca juga : Bank Mandiri Bikin Bangga
Bambang berharap, BKKBN dapat konsisten mendukung OIKN. Terutama, terkait dukungan data yang lengkap agar perkembangan daerah atau keluarga yang berpotensi stunting bisa terpantau.
“No one left behind, kami siap berusaha agar tidak ada yang tertinggal dan tidak ada stunting lagi,” tutupnya. JAR
Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak, Halaman 3, edisi Minggu, 12 Mei 2024 dengan judul "Disampaikan Jenderal Moeldoko Indonesia Bebas Stunting Dimulai Di IKN Nusantara"
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.