BREAKING NEWS
 

Tuding Washington Jadi Sumber Penderitaan Afghanistan

Khamenei: AS Srigala Licik

Reporter : DIANANDA RAHMASARI
Editor : MELLANI EKA MAHAYANA
Senin, 30 Agustus 2021 06:20 WIB
Pemimpin Tertinggi Spiritual Iran, Ayatollah Ali Khamenei. (Foto : AFP).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemimpin tertinggi Iran, Ayatollah Ali Khamenei, akan membantu Afghanistan setelah ditinggalkan Amerika Serikat (AS). Paman Sam disebutnya sumber penderitaan di Afghanistan.

Dalam pertemuannya dengan Presiden Iran Ebrahim Raisi di Teheran, Khamenei mengatakan, Afghanistan adalah sau­dara yang harus terus dibantu. Hubungannya dengan pemerin­tahan di negara tersebut sangat tergantung dari pendekatan Kabul terhadap Teheran.

“Pemerintahan selalu berganti. Apa yang tersisa di Afghanistan adalah sebuah negara. Kami mendukung masyarakat Afghanistan,” ucap Khamenei, dikutip website CGTN, Minggu (29/8).

Menurut Khamenei, kondisi buruk yang menimpa Afghanistan dalam 20 tahun terakhir adalah kesalahan AS. Dia menuding AS sebagai sumber dari penderitaan Afghanistan.

Baca juga : Ledakan Di Dekat Bandara Kabul, Afghanistan Kembali Terjadi

Khamenei menyebut situasi Afghanistan merupakan contoh bahwa AS adalah “serigala” dan “kadang bertindak sebagai rubah licik”.

Sejak berkuasanya kelompok Taliban pada 15 Agustus lalu, Afghanistan belum membentuk pemerintahan. Iran bertekad berkontribusi dalam menstabil­kan kondisi di negara tersebut.

Dia menyoroti bom bunuh diri di luar bandara Kabul pada Kamis (26/8). Diketahui, insiden itu menewaskan 72 warga sipil di Afghanistan, 28 anggota Taliban dan 13 personel militer AS.

“Masalah dan kesulitan ini adalah pekerjaan Amerika yang selama 20 tahun menduduki neg­ara itu dan memberlakukan ber­bagai kekejaman kepada orang-orang,” tuding Khamenei.

Baca juga : Mantan Menteri Afghanistan Kini Jadi Kurir Gowes Di Jerman

“AS tidak melakukan satu langkah pun untuk kemajuan Afghanistan,” tambahnya, diku­tip dari Aljazeera.

AS menginvasi Afghanistan pada 2001 sehingga mengakhiri kekuasaan Taliban. Peperangan pun tak terhindarkan, karena Taliban memandang AS sebagai pasukan penjajah dan mengang­gap pemerintahan Afghanistan sebagai boneka Negeri Paman Sam.

Adsense

Sebelumnya, pada pekan ini Kementerian Luar Negeri Iran menyerukan dibentuknya pe­merintahan komprehensif di Afghanistan.

Juru bicara Kemlu Iran, Saeed Khatib Zadeh, meminta semua pihak di Afghanistan untuk mengatasi berbagai perbedaan dengan mengedepankan dialog.

Baca juga : Mantan Presiden Afghanistan Ashraf Ghani Kini Ada Di UEA

Di Kabul, Taliban mengaku sudah mengantongi nama-nama jajaran di pemerintahannya. Mereka akan membentuk sebuah pemerintahan sementara yang bersifat inklusif, mengakomodir semua etnis di Afghanistan.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense