BREAKING NEWS
 

Menghemat Politik Identitas (19)

Akhlak Terhadap Minoritas Dan Mayoritas

Sabtu, 3 September 2022 06:34 WIB
Nasaruddin Umar
Tausiah Politik

 Sebelumnya 
Nabi pernah menegaskan: “Barangsiapa yang mendhalimi seorang mu’ahhad (kelompok minoritas yang mempunyai perjanjian damai dengan kelompok mayoritas muslim) atau meremehkan mereka, memberikan beban di luar kesanggu­pan mereka, mengambil hak-hak mereka tanpa persetujuan mereka, maka saya akan menjadi lawannya kelak di hari kemudian”. (Hadis Riwayat Abi Daud). Untuk urusan kema­nusiaan, Nabi tidak membedakan identitas dan atribut jenis kelamin, suku, bangsa, budaya, bahasa, dan bahkan agama. Seolah-olah Nabi memberikan pesan bahwa kemanusiaan itu hanya satu (humanity is only one).

Sikap Nabi tersebut di atas sejalan dengan penegasan Allah di dalam Al-Qur’an: Dan sesungguhnya telah Kami muliakan anak-anak Adam. (Q.S. Al-Isra’/17:70). Apapun etnik dan agamanya, baik dari kelompok mayoritas mapun minoritas, selama ia masih mengaku anak-cucu Adam, wajib untuk dimuliakan. Manusia memiliki apa yang disebut den­gan al-huquq al- adamy (hak-hak keadaman), yang sepadan dengan istilah Hak-hak Asasi manusia (HAM) sekarang ini.

Baca juga : Antara Politik Islam Dan Islam Politik

Hal ini juga sejalan dengan penegasan Allah dalam ayat lain: Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, bukan karena orang itu (membunuh) orang lain, atau bukan karena membuat kerusakan di muka bumi, maka seakan-akan dia telah membunuh manusia seluruhnya. Dan barangsiapa yang memelihara kehidupan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah memelihara kehidupan manusia semuanya. (Q.S. Al-Maidah/5:32).

Akhlak Islam tidak membedakan antara kaum mayoritas dan minoritas, bahkan terhadap satu orang pun tidak boleh didhalimi, sebagaimana ditunjukkan dalam ayat di atas. Ketinggian akhlak seseorang ditandai seberapa respek orang itu terhadap orang perorangan di dalam kelompok minoritas.

Baca juga : Islam Mengapresiasi Perbedaan

Respek terhadap kaum mayoritas adalah sangat wajar, tetapi respek terhadap kaum minoritas, apalagi orang perorangan­nya, biasanya amat langka. Itulah sebabnya Al-Qur’an tidak mengedepankan istilah hubungan mayoritas (aktsariyyah) dan minoritas (aqaliyyah), sebagaimana dibahas di dalam artikel terdahulu. Jika seseorang memahami lebih dekat dengan Tuhannya maka niscaya ia akan respek terhadap semua orang, tanpa membedakan dari kelompok manapun adanya orang itu. ■

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense