BREAKING NEWS
 

Klaster Rumah Tangga Tidak Terpantau

Kasus Covid-19 Rawan Meledak

Reporter & Editor :
APRIANTO
Jumat, 21 Mei 2021 06:25 WIB
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memantau posko kesehatan setelah mudik Lebaran di Kelurahan Sunter Agung, Tanjung Priok, Jakarta, Rabu (19/5/21). (Foto: Facebook/AniesBaswedan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Warga Ibu kota sebaiknya tidak euforia dengan menurunnya kasus aktif Covid-19 di Jakarta. Sebab, hal itu terjadi antara lain dipicu dari sedikitnya jumlah tes. Serta, banyaknya penularan Corona yang tidak terdeteksi.

Jumlah kasus aktif Covid-19 di Jakarta tercatat terendah dalam setahun terakhir. Epidemiolog Griffith University Australia, Dicky Budiman meragukan akurasi data itu. Sebab, faktanya jumlah testing belum maksimal sehingga banyak kasus Covid-19 tidak terdeteksi. “Kemungkinan besar kasus sebenarnya jauh lebih besar, lebih tinggi di masyarakat,” kata Dicky kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Dia mengingatkan, penurunan kasus aktif belum tentu bisa bertahan lama. Dia mencontohkan Brasil dan India. Ledakan kasus positif Covid-19 di kedua negara itu terjadi setelah jumlah kasus terkesan turun. Menurutnya, saat ini kondisi silent outbrake di Jakarta dan Indonesia.

“Saat ini kita sudah masuk titik jenuh. Saya memprediksi dalam 1 bulan hingga 3 bulan, kita akan mengalami ledakan,” prediksi Dicky.

Baca juga : Kasus Covid-19 Melandai Masyarakat Jangan Santai

Dia mewanti-wanti agar pemerintah untuk mengantisipasi potensi ledakan kasus Corona. Sebab, dia mensinyalir sebagian besar kasus infeksi dan sebagian besar klaster perumahan, tidak terdeteksi. Ditambah lagi, ada peningkatan pergerakan manusia di Indonesia belakangan ini. Tak hanya akibat mudik pada libur Hari Raya Idul Fitri saja, tetapi kegiatan lainnya.

“Indonesia sekarang dalam status community transmission oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Artinya, penanganan Covid-19 di Indonesia masih dalam status terendah,” tandasnya.

Tracing Menurun

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mengakui, turunnya angka kasus aktif Covid-19 di Jakarta karena berkurangnya masyarakat yang melakukan tes Polymerase Chain Reaction (PCR).

Baca juga : Pekerja Pelabuhan Italia Tolak Muat Senjata dan Peledak Israel

“Angka testing PCR dan tracing seminggu terakhir menurun. Karena jumlah yang mengakses test juga berkurang. Tracing juga turun karena kasusnya turun,” ungkap Kepala Seksi Surveilan dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta Ngabila di Jakarta, kemarin.

Dia mengungkapkan, saat ini lebih banyak warga yang mengakses tes antigen. Jumlah pemeriksaan dengan tes antigen terus meningkat. Sayangnya, tes antigen tidak dapat mendiagnosis, hanya untuk screening awal.

Ngabila mengimbau, semua yang bergejala atau kontak erat kasus positif segera tes PCR ke puskesmas. Tes di Puskesmas kini gratis.

“Masyarakat jangan takut dicek PCR. Justru semakin cepat terdiagnosis, dapat mencegah penularan ke orang lain, dan mitigasi pandemi bisa terlaksana dengan baik,” terangnya.

Adsense

Baca juga : Menyebar Ke Banyak Negara, Kasus Covid India Lampaui 24 Juta

Penurunan kasus Corona Di Ibu Kota disampaikan Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan. Menurutnya, angka kasus aktif Covid-19 di DKI Jakarta paling rendah dalam satu tahun terakhir. Anies meminta, seluruh pihak berkolaborasi agar penularan kasus terus menurun.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense