Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Indonesia Masuki Fase Rawan Ledakan Covid-19

Sabtu, 8 Mei 2021 07:16 WIB
Epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Tahan Mudik, Jangan Sampai Kayak India” yang digelar RM.id (07/5/21). (Foto : Dok. Rakyatmerdeka/RM.id).
Epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Tahan Mudik, Jangan Sampai Kayak India” yang digelar RM.id (07/5/21). (Foto : Dok. Rakyatmerdeka/RM.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus Covid-19 di Indonesia memang beberapa waktu be­lakangan mengalami penu­runan. Tapi jangan senang dulu. Sebab, saat ini Indonesia masuk pada fase rawan ledakan kasus Covid-19.

Hal itu disampaikan Epidemiolog Universitas Airlangga Dr Windhu Purnomo dalam Focus Group Discussion (FGD) bertema “Tahan Mudik, Jangan Sampai Kayak India” yang digelar RM.id, kemarin. “Kondisi Indonesia sekarang masuk fase yang kritis,” ujar Windhu, Jumat (7/5).

Baca juga : Sedikit Saja Lengah, Corona Bakal Mudah Cepat Menyebar

Hal itu bisa dilihat dari angka kasus baru yang sudah stagnan atau cenderung tidak menurun. Kata Windhu, ini pertanda buruk. “(Ledakan) Ini bisa terjadi melihat saat ini kondisi kasus baru Covid-19 masih stagnan dan tidak ter­jadi penurunan dalam beberapa waktu terakhir,” bebernya.

Kondisi ini mengkhawatir­kan dan cenderung berpotensi buruk, karena Indonesia sudah mengalami penurunan kasus. Penurunan sudah mencapai puncak gelombang pertama pada akhir Januari yang per hari bahkan mencapai 14 ribu kasus Covid-19 baru.

Baca juga : Awas, ASN Yang Ketahuan Mudik Bakal Dilaporin

Windhu menjelaskan, sudah sekitar sebulan kasus stag­nan atau flat dan tidak turun lagi, bergerak fluktuatif ringan antara 4.500-6.000 kasus per hari. “Pola stagnan seperti ini kalau kita belajar dari pola yang terjadi di banyak negara, juga yang pernah terjadi di beberapa provinsi seperti Jawa Timur, harus diwaspadai. Karena dikhawatirkan akan bisa kem­bali terjadi peningkatan tajam,” jelasnya.

Dia mengatakan, kondisi yang harus diwaspadai ini harus jadi perhatian pemerintah. Perlu mengevaluasi penanganan selama ini. Harus ada pelajaran yang dipetik dari data atau pengalaman sebelumnya. Pemerintah diminta terus menyadarkan masyarakat bahwa kondisi ini berpotensi makin gawat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.