BREAKING NEWS
 

Warga Bantargebang Keluhkan Pencemaran

Uang Bau Terkuras Buat Beli Air Bersih

Reporter & Editor :
APRIANTO
Rabu, 27 Oktober 2021 07:00 WIB
Foto udara TPST (Tempat Pembuangan Sampah Terpadu) Bantargebang, Bekasi, Jawa Barat. (Foto: Antara/Fakhri Hermansyah)

 Sebelumnya 
Wali Kota Bekasi, Rahmat Effendi bersyukur bisa memperpanjang kerja sama pengelolaan TPST Bantargebang dengan Pemprov DKI Jakarta. Menurutnya, nilai kontrak kerja sama pengelolaan TPST Bantargebang itu tak berubah.

“Tidak ada (perbedaan nilai tipping fee). Kan tadi, rumusan hitungannya masih tetap yang lama. Karena memang kalau dilihat perspektif kondisi sekarang ini DKI berat. Apalagi sampai kenaikan segala,” katanya.

Baca juga : Gagal Atasi Pencucian Uang, Turki Masuk Daftar Abu-abu

Meski nilai kontrak kerja sama tetap sama, khusus jumlah uang kompensasi atau uang bau yang diterima warga tiga kelurahan di Kecamatan Bantargebang bertambah Rp 50 ribu per KK. Pembayaran uang bau diberikan setiap tiga bulan sekali atau per triwulan.

Sebelumnya warga menerima Rp 350 ribu per bulan, kini menjadi Rp 400 ribu per bulan. Penerima kompensasi ini berasal dari tiga kelurahan Ciketing Udik, Cikiwul dan Sumur Batu berkisar 18.840 KK.

Baca juga : KPK Dalami Penerimaan Uang Haram Bupati Probolinggo Dan Suaminya

Selain tiga kelurahan itu, Pemprov DKI berencana memberikan kompensasi bau kepada 6.000 KK di kelurahan Bantargebang dengan uang kompensasi bau senilai Rp 150 ribu per KK. Saat ini, calon penerima kompensasi bau itu masih di tahap verifikasi dan validasi. Sebab, ada pembaruan data warga yang meninggal dunia serta pindah rumah.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto menyebutkan, besaran hibah yang diberikan Pemprov DKI dalam perpanjangan perjanjian kerja sama pengelolaan TPST Bantargebang sebesar Rp 379,5 miliar per tahun.

Baca juga : Kasur Dan Lemari Bekas Nyangkut Di Pintu Air

Dana tersebut merupakan kompensasi dampak operasional TPST Bantar Gebang. Pemprov DKI tidak menambah besaran hibah. Alasannya, saat ini kondisi ekonomi tidak memungkinkan setelah Jakarta dan sekitarnya diterjang pandemi Covid-19. “Kita sama-sama tahu kondisi ekonomi (sedang buruk). Tidak hanya Jakarta, tapi memang Indonesia juga sama,” kata Asep. [OSP]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense