Dark/Light Mode

Jagongan Bareng, Moeldoko Dicurhatin Petani Garam Desa Rawaurip Cirebon

Jumat, 8 Oktober 2021 14:20 WIB
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko bertemu dan berbincang dengan petani garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, Jumat (8/10). (Foto: KSP)
Kepala Staf Kepresidenan RI Dr. Moeldoko bertemu dan berbincang dengan petani garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon, Jumat (8/10). (Foto: KSP)

RM.id  Rakyat Merdeka - Tambak garam di Desa Rawaurip Kecamatan Pangenan Kabupaten Cirebon pada hari ini, mendadak sepi dari aktivitas petani.

Mereka bukan sedang tidak berproduksi, melainkan berkumpul dan jagong bareng dengan Kepala Staf Kepresidenan, Dr. Moeldoko.

Mantan Panglima TNI itu hadir di Desa Rawaurip, untuk melihat dan mendengar langsung persoalan yang dialami para petani garam di lapangan.

Seperti diketahui, desa yang 95 persen penduduknya menggantungkan hidup dari garam tersebut, merupakan daerah penghasil garam terbesar di Kabupaten Cirebon dan nasional.

Baca juga : Sandi Beri Modal Bikin Perahu Wisata Ke Pemuda Desa Burai

Total, ada 300 hektar tambak garam, yang setiap panen bisa menghasilkan 7 - 10 ton. Namun, tingginya kuantitas produksi tersebut tidak dibarengi dengan gurihnya harga garam di pasaran.

"Harga garam anjlok sekali hanya Rp 500 per kilogram. Kami mohon pemerintah bisa segera menetapkan Harga Eceran Terendah (HET)," terang Ismail Marzuki salah satu petani garam di Desa Rawaurip, Jumat (8/10).

Selain menghadapi anjloknya harga garam, petani juga kesulitan menghasilkan garam dengan metode geomembran, karena keterbatasan sumber daya.

"Satu gulung geomembran Rp 5 juta. 1 hektare bisa membutuhkan 10-12 gulung geomembran. Petani akhirnya menggunakan plastik busa, yang menghasilkan garam tidak maksimal," lanjut Ismail.

Baca juga : Garuda Pilih Kanan Kiri Oke

Insyaf, petani garam lainnya menambahkan, petani saat ini juga menghadapi ancaman abrasi pantai.

"Tahun lalu, terjadi banjir rob dari utara dan selatan, petani gagal panen dan tidak memiliki penghasilan," ucap Insyaf.

Menanggapi hal tersebut, Moeldoko mengatakan, pemerintah sedang menyiapkan alternatif solusi untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi petani garam di lapangan.

Antara lain, soal kebijakan impor garam industri dan revitalisasi bibir pantai.

Baca juga : Tiga Fungsi Kementerian Pertanian Dipreteli

"Info dari kementerian terkait, soal kebijakan impor nanti akan langsung ke pengguna sehingga tidak bocor di pasaran. Sedangkan masalah abrasi, akan ada program revitalisasi bibir pantai utara, " terangnya.

Kepada para petani, Moeldoko juga berjanji akan menyampaikan aspirasi petani garam kepada kementerian/lembaga terkait.

Ia mengajak petani garam untuk tetap optimistis, meski masih menghadapi beragam persoalan.

"Saya anak petani, saya tahu persis masalah petani. Kita harus optimis dan terus memproduksi garam dengan kualitas bagus. Agar petani garam di sini sukses dan kaya-kaya," tutup Moeldoko. [HES]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.