BREAKING NEWS
 

Jika Akhir Maret Kasus Melonjak

Aktivitas Bakal Diperketat Lagi

Reporter : DIDI RUSTANDI
Editor : ACHMAD ALI FUTHUHIN
Rabu, 23 Maret 2022 07:35 WIB
Kepala Subbid Dukungan Kesehatan Bidang Darurat Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting. (Foto: Satgas Covid-19)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kasus konfirmasi Covid-19 di Tanah Air mulai naik lagi. Kemarin, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 mengumumkan adanya tambahan 7.464 kasus konfirmasi. Dengan begitu, total kasus konfirmasi mencapai 5.974.646. Jumlah itu lebih tinggi dibanding sehari sebelumnya, yaitu 4.699 kasus.

Angka tersebut didapatkan dari hasil pemeriksaan 189.368 spesimen dari 123.285 orang yang diperiksa. Sementara positivity rate hari mencapai 6,05 persen, sedikit di atas standar World Health Organization (WHO), yakni 5 persen.

Kepala Subbid Dukungan Kesehatan Bidang Darurat Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K Ginting mengatakan, masyarakat tidak boleh lengah menerapkan protokol kesehatan (prokes). Sebab, jika kasus melonjak pada akhir Maret, Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) bakal diperketat. Artinya, aktivitas masyarakat akan dibatasi lagi.

Baca juga : Pemerintah Bakal Perketat Aturan Di Awal Ramadan

“Ini yang akan menjadi persoalan kita. Akan terjadi levelisasi PPKM yang tadinya 2 jadi 3 lagi, ini jadi pekerjaan kita bersama,” tutur Alex, kemarin.

Adsense

Karena itu, kebijakan penanganan Covid-19, termasuk leveling PPKM, tergantung pada upaya masyarakat dan pemerintah untuk menjaga kestabilan angka kasus.

Terpisah, Epidemiolog Dicky Budiman mengingatkan, lonjakan kasus Covid-19 di Korea Selatan dan China serta tingginya kasus kematian di Hong Kong, merupakan bukti nyata pandemi belum berakhir.

Baca juga : Puan Minta Prokes Dan Pengawasan Diperketat

“Mau sebagian negara berke­hendak menetapkan Covid-19 sebagai endemi, secara nyata dan fakta, ini belum berakhir sebagai penyakit pandemi,” ujar Dicky, tadi malam.

Dicky meminta Pemerintah belajar dari lonjakan kasus di sejumlah negara tersebut. Situasi itu bisa dijadikan acuan dalam membuat dasar mitigasi.

“Pelonggaran yang dilakukan harus terukur, bertahap dan tidak bisa digeneralisasi, harus dilakukan per wilayah,” saran epidemiolog dari Universitas Griffith Australia ini.

Baca juga : Harga Minyak Dunia Melonjak, Pertamina Pastikan Pasokan Energi Tetap Aman

Pemerintah juga disarankan melihat perilaku warga terhadap prokes serta capaian vaksinasi dalam membuat aturan pelonggaran mobilitas. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense