Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Waspada Kasus DBD Rawan Melonjak

354 Warga Jakarta Tepar Digigit Nyamuk

Selasa, 22 Februari 2022 09:00 WIB
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di Permukiman warga di Gandaria, Jakarta Timur, Jumat (14/1/2022). Pengasapan yang dilakukan Puskesmas Pasar Rebo tersebut untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kawasan permukiman. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha z).
Petugas melakukan pengasapan (fogging) di Permukiman warga di Gandaria, Jakarta Timur, Jumat (14/1/2022). Pengasapan yang dilakukan Puskesmas Pasar Rebo tersebut untuk memberantas nyamuk Aedes Aegypti guna mencegah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) di kawasan permukiman. (ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha z).

RM.id  Rakyat Merdeka - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta mengimbau warga waspada terkena penyakit demam berdarah dengue (DBD). Sebab, di musim hujan nyamuk Aedes Aegypti mudah berkembang biak.

Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tular Vektor dan Zoonotik (P2PTVZ) Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, kasus infeksi DBD meningkat di awal tahun 2022. Berdasarkan data P2PTVZ Kemenkes, sampai Minggu ke 5 tahun 2022, jumlah total penyakit DBD sudah mencapai 5.041 kasus.

Baca juga : Kasus Covid Melonjak, RSUI Depok Tambah Tempat Tidur

Sementara, jumlah suspek dengue pada Minggu kelima tahun 2022 dari laporan Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) sebanyak 16.047 suspek dengue. Di total 5.041 kasus, tercatat ada 59 kematian. Kasus DBD tertinggi berada pada kelompok umur 15-44 tahun.

DKI Jakarta merupakan salah satu dari sembilan provinsi dengan kasus terbanyak. Ibu Kota sudah melaporkan 354 kasus. Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta, Dwi Oktavia mengakui, ada peningkatan kasus DBD. “Memang polanya DBD akan naik di awal tahun.

Baca juga : Kabel Udara Di Jakarta Semakin Semrawut Tuh

Puncaknya April, setelah itu baru turun,” kata Dwi. Menurut Dwi, penyakit DBD dipengaruhi faktor iklim. Karena itu, besar kemungkinan kasus DBD bakal meningkat sampai terjadi perubahan iklim. Biasanya, kasus DBD bakal turun pada bulan April. Dwi mengimbau, masyarakat lebih waspada terhadap potensi terkena demam berdarah.

Setidaknya, ada tiga unsur yang harus diperhatikan. Yakni, host, agent, dan environment. “Host artinya sisi manusia mempunyai kerentanan sehingga perlu menjaga kesehatan dengan menerapkan pola hidup bersih dan sehat,” ujarnya. Untuk agent atau virusnya, papar Dwi, berkembang pesat karena didukung faktor iklim. Virus ini dibawa oleh nyamuk yang bertelur di air jernih.

Baca juga : Waspada Kenaikan Harga Minyak Mentah, Rupiah Rontok

Karena itu, warga harus mencegah genangan air jernih. “Jika ada orang sakit akan lebih mudah terjadi penularan melalui perantara nyamuk ini,” pungkasnya. Jika ada warga demam, Dwi meminta, jadi perhatian. Harus segera dibawa dan diperiksa di fasilitas kesehatan terdekat.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.