Sebelumnya
Beberapa yang sudah angkat bicara, di antaranya Ketua Harian Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad. Ia mempersilakan, tapi Wakil Ketua DPR ini juga bicara soal batasan dan etika politik.
Sindiran lebih pedas datang Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra, Desmond J Mahesa. Dia ngomong soal KTA yang digigit tikus hingga mengibaratkannya seperti jelangkung.
"Kalau lihat Sandiaga Uno bukan hal luar biasa, kaya jelangkung aja datang tidak diundang pulang tidak diantar," sindirnya.
Baca juga : Senin, Sandi Dilaporin Ke Mahkamah Partai
Kemarin, giliran Sekjen Partai Gerindra, Ahmad Muzani yang mengeluarkan kritik yang tak kalah menggigit. Namun, ia tidak menyebut nama, tapi komandonya tegas dan jelas. "Jika ada kader Gerindra yang tidak ingin ikut rombongan kereta, Saya minta untuk turun sebelum kereta ini jalan," kata Muzani, dalam keterangannya, kemarin.
Ia juga menyebut sosok orang yang mau jadi presiden, tapi tidak pernah membesarkan partai. "Enggak pernah datangi kantor partai, tidak pernah pasang bendera, spanduk, tiba-tiba nongol mau jadi presiden, ketemu pasal berapa?" serangnya.
Bagaimana penilaian pengamat? Direktur Eksekutif Parameter Politik Indonesia, Adi Prayitno mengatakan, sikap Sandi itu akan memunculkan konflik internal. Apalagi, Gerindra sudah mendeklarasikan mendukung Prabowo maju lagi di Pilpres 2024.
Baca juga : Andi Amran Dinobatkan Sebagai Tokoh Sulsel Paling Berpengaruh Nasional
Adi menilai, Sandi percaya diri bisa maju di Pilpres 2024 karena namanya yang selalu muncul di survei. Menurutnya, Sandi menjadikan hal itu sebagai modal politik untuk maju di pilpres.
"Sandi percaya diri bisa maju Pilpres 2024. Tentu karena faktor elektabilitasnya yang selalu muncul di radar survei. Sandi selalu masuk 5 besar. Ini modal sosial dan modal politik bagus bagi seseorang yang ingin tanding pilpres," ucapnya.
Adi juga menilai, Sandi cerdas dalam membaca peluang. Menurutnya, langkah Sandi mendekati PPP yang sudah berkoalisi, tapi belum menentukan pilihan capres yang akan diusung.
Baca juga : Sowan Ke Sepuh Pahawang, Sandiaga Beri Alat Semprot Pestisida
Sementara, pakar komunikasi politik, Anthony Leong menilai elit Gerindra harusnya tidak perlu menyerang Sandi, hanya karena punya keinginan maju sebagai Capres. Sebab, politik pilpres masih sangat dinamis. [SAR]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.