RM.id Rakyat Merdeka - Guna meningkatkan kompetensi insan pers tentang kerja-kerja jurnalistik dan irisannya, Harian Rakyat Merdeka menggelar Uji Kompetensi Wartawan (UKW). Kegiatan ini diadakan selama dua hari, 17 dan 18 Maret 2023, di Kantor Rakyat Merdeka, Gedung Graha Pena, Kebayoran Lama, Jakarta.
Kegiatan perdana yang diadakan Rakyat Merdeka ini melibatkan 17 peserta yang keseluruhannya merupakan awak redaksi Rakyat Merdeka. Sebelum pelaksanaan yang dimulai pada Jumat (17/3), para peserta terlebih dulu dibekali motivasi oleh para pakar jurnalistik, termasuk dari calon penguji, dalam kegiatan Pra-UKW, Kamis (16/3).
Acara Pra-UKW diawali paparan dari Ketua Komisi Bidang Pendidikan dan Pengembangan Profesi Pers Dewan Pers, Paulus Tri Agung Kristanto. Wakil Pemimpin Redaksi Kompas itu mengingatkan mengenai persaingan media. Saat ini, banyak media yang bertransformasi menjadi lebih fleksibel dan mudah diakses pembaca.
"Nyaris hampir semua media tidak ada yang tidak mendigital. Termasuk Rakyat Merdeka dengan online-nya, rm.id," ucap Tri.
Baca juga : Partai Perindo Bakal Berantas Akun Medsos Penyebar Hoax
Bahkan, bukan cuma media konvensional. Platform lain termasuk media sosial juga ikut merasakan kecepatan perubahan inovasi. Contohnya Google dan Meta. Keduanya terpaksa menata ulang manajemennya hingga harus melakukan efisiensi.
Awalnya, Google dan Meta merasa di atas angin. Namun, saat ini muncul inovator-inovator baru. Misalnya TikTok. Dari yang hanya platform kaleng-kaleng, kini menjadi yang sangat dipertimbangkan eksistensinya. "Ternyata (TikTok) lebih nyaman dan lebih diterima anak muda," ungkap dia.
Tri melanjutkan, cara masyarakat bermedia juga sudah berubah. Dari yang awalnya hanya menunggu, kini menjadi jemput bola. Karena itu, media harus berbenah. "Harus ada kaki baru yang namanya teknologi informasi untuk mendistribusikan berita," sebut dia.
Syukur-syukur jika media itu bisa ekspansi ke usaha lain, yang tidak mengesampingkan substansi media. Misalnya membuat event dan lembaga penelitian serta pengembangan. "Jadi, akan terjadi penataan-penataan organisasi di dalam media itu sendiri, sehingga terjadi keseimbangan baru," jelasnya.
Baca juga : Golkar Tak Goyah Usung Airlangga
Mengenai distribusi, saat ini media konvensional juga bergantung pada media sosial untuk menyebarkan informasi maupun membina relasi dengan pembaca. Artinya, memang ada tuntutan untuk beradaptasi, inovasi, dan efisiensi. "Dulu prediksinya cukup dengan kaki digital, tapi ternyata muncul inovasi-inovasi lain yang mengharuskan adanya banyak kaki," beber dia.
Situasi sekarang, lanjut Tri, sangat berbeda dengan 10 sampai 15 tahun yang lalu. Saat itu, media cetak masih jadi primadona. Karena beritanya dinanti-nantikan masyarakat. Berita media cetak juga sering menjadi menjadi salah satuan acuan Pemerintah dalam memutuskan kebijakan. Sedangkan sekarang, oplah media cetak sudah sangat berkurang.
Namun, Tri meminta pengalaman tersebut tidak disesali. Justru harus dijadikan vitamin agar ke depannya lebih baik. "Mungkin keterbacaan Rakyat Merdeka akan lebih besar dibandingkan 10 tahun ketika punya kaki baru di podcast, streaming, maupun siaran publik ataupun lainnya yang saya tidak tahu," imbuh dia.
Dia teringat dengan pernyataan pendiri Kompas Group, Jakob Oetama, 10 atau 15 tahun lalu. Dengan menirukan ucapan Jacob, Tri mengatakan, Kompas harus bersiap dengan era multimedia, multiplatform, dan multichannel. "Nyaris seluruh media di dunia menggunakan multimedia, multichannel dan multiplatform untuk terus berkembang demi menghidupi segalanya," tutur dia.
Baca juga : Jangan Biarkan Mimbar Agama Jadi Media Penggiringan Politik SARA
Karena itu, perlu keseimbangan baru. Sebab cara masyarakat bermedia sudah sangat berubah. Bukan lagi dengan koran, radio, ataupun televisi. "Hari ini orang sudah banyak sekali mendapatkan informasi dari media online dan dari media sosial. Terlebih juga media-media arus utama masuk ke ranah media sosial," cetus Tri. ■
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.