BREAKING NEWS
 

Diungkap Letjen Doni

Sedihnya, 1 Dokter Paru Layani 245 Ribu Nyawa

Reporter & Editor :
SRI NURGANINGSIH
Selasa, 19 Mei 2020 04:59 WIB
Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo. (Foto: BNPB)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penambahan jumlah kasus positif baru Covid-19 di Tanah Air masih tinggi. Sementara, jumlah dokter spesialis paru sangat sedikit. Kata Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Letjen Doni Monardo, perbandingannya, 1 dokter paru harus melayani 245 ribu nyawa. Apa enggak kewalahan tuh?

Jumlah dokter spesialis paru itu diungkapkan Doni ketika menjawab pertanyaan wartawan terkait viralnya tagar #IndonesiaTerserah di Twitter, usai Rapat Terbatas (Ratas) bersama Presiden Jokowi dan jajaran secara virtual, kemarin. Doni tampak amat serius. Panglima perang lawan Covid-19 itu meletakkan kertas yang sebelumnya dipegang di hadapannya. Sambil menggenggam kedua tanggannya, ia mengatakan, pemerintah sudah menyadari dampak kasus positif Covid-19 yang tinggi akan merepotkan tenaga medis.

"Kami sangat tidak berharap kalangan dokter menjadi kecewa," ucap Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) itu.

Mantan Danjen Kopassus itu mengingatkan, sejak awal, pihaknya selalu mengedepankan bahwa masyarakat adalah ujung tombak menghadapi pandemi ini. Sebab, jika jumlah masyarakat yang terpapar banyak, tenaga medis lah yang akan kerepotan.

Baca juga : Dijelaskan Kemenkes, Ini Beda Spesifikasi Masker Bedah dan N95

"Dari awal, ini selalu menjadi bahasan yang selalu kami kemukakan. Jangan biarkan dokter-dokter kita kelelahan. Jangan biarkan dokter-dokter kita kehabisan waktu dan tenaga," imbaunya.

Dia menegaskan, tenaga medis yang sudah menghabiskan waktu, tenaga, bahkan mempertaruhkan nyawanya untuk keselamatan bangsa Indonesia, wajib dilindungi. Apalagi, jumlah dokter di Tanah Air tidak banyak. Hanya kurang dari 200 ribu orang. Paling sedikit dibandingkan negara-negara lain. "Sedangkan dokter paru berjumlah 1.976 orang. Artinya, 1 orang dokter paru harus melayani sekitar 245 ribu warga negara Indonesia," ungkap Doni.

Adsense

Karena itu, ia mengajak kerja sama semua pihak. Termasuk dalam penerapan UU Nomor 6/2018 Tentang Kekarantinaan Kesehatan. "Orang-orang yang melanggar protokol bisa dikenakan sanksi," ingatnya.

Apalagi, menurut kajian sejumlah pakar epidemiologi, virus ini tidak akan hilang. Sementara, vaksin, hingga saat ini juga belum ditemukan. "Artinya dalam waktu yang sangat lama kita tetap hidup di bawah ancaman Covid-19," tandas Doni.

Baca juga : Di Tengah Wabah Corona, PGN Tetap Layani Pelanggan Jargas

Ketua Umum Perhimpungan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Agus Dwi Susanto mengiyakan, memang jumlah dokter paru di Indonesia sangat sedikit. Bahkan, berdasarkan data yang dimilikinya, jumlahnya lebih sedikit dari yang dipaparkan Doni. "Dokter paru saat ini di Indonesia 1.149 orang. Melayani 250 juta penduduk. Bagi saja rasionya. Idealnya rasio dokter paru 1: 100.000 penduduk. Jadi, minimal 2.500 dokter paru," kata Agus, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.

Sudah sedikit, dokter paru juga terancam. "Sudah ada yang positif beberapa. Mungkin ada 10, meninggal 2," jelasnya.

Untuk mengantisipasi semakin banyaknya dokter paru yang jatuh korban, jam kerja selama pandemi tidak ditambah. Masih sesuai dengan jam kerja yang ditentukan Kementerian Kesehatan. Praktek untuk pasien non Covid-19 yang dikurangi. "Kalau enggak, bisa sakit," tuturnya.

Sebagai Ketua PDPI, ia memberikan 4 poin masukan kepada pemerintah. Pertama, agar tetap memberlakukan PSBB. Kedua, memperkuat SDM dan sarana prasarana di RS yang menangani Covid-19, sehingga angka kesembuhan meningkat. Ketiga, secara berkesinambungan memberikan edukasi pada masyarakat untuk pola hidup sehat dan social distancing. Keempat, mendorong percepatan penambahan dokter paru di Indonesia dengan menambah pembukaan program pendidikan dokter paru di fakultas-fakultas kedokteran ternama.

Baca juga : Diduga Terpapar Corona, Tiga Dokter Meninggal Dunia

"Nomor 4 mesti dilihat dalam jangka panjang. Wabah-wabah yang terjadi di dunia hampir semua terkait paru dan pernapasan. Seperti wabah flu spanyol, flu burung, flu babi, SARS, Mercov, dan saat ini Covid. Jadi harus dipersiapkan rasio dokter paru dan penduduk yang sesuai," tutupnya. [SAR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense