BREAKING NEWS
 

Usut Proyek Citra Satelit Resolusi Tinggi

KPK Sudah Kantongi Tiga Nama Tersangka

Reporter : ASEP GAMPANG
Editor : ACHMAD ALI FUTHUHIN
Rabu, 9 Desember 2020 01:09 WIB
Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri. (Foto: Teddy Kroen)

RM.id  Rakyat Merdeka - Diam-diam Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengusut kasus dugaan korupsi proyek Citra Satelit Resolusi Tinggi (CSRT) Badan Informasi Geospasial (BIG) 2015— bekerja sama dengan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN).

Kasus ini sudah naik ke tahap penyidikan. Lembaga anti rasuah telah mengantongi nama tersangkanya. “KPK melakukan penyidikan dugaan korupsi di BIG,” aku Pelaksana Tugas Juru Bicara Penindakan KPK, Ali Fikri.

Namun ia tak bersedia memberikan informasi lebih jauh mengenai pengusutan ini. Juga pihak yang ditetapkan sebagai tersangka. “Terkait pihak-pihak yang ditetapkan sebagai tersangka, belum bisa kami sampaikan saat ini. Nanti kami akan informasikan lebih lanjut setiap perkembangannya,” kata Ali.

KPK di era Firli Bahuri cs tidak mengumumkan nama tersangka sampai dilakukan penahanan. Biasanya, penahanan baru dilakukan pada saat penyidikan hampir rampung.

Baca juga : KPK Yang Sedang Wangi Ikut Ternoda

 Mengenai penyidikan kasus ini, informasi yang beredar ada tiga pihak yang ditetapkan sebagai tersangka. Yakni dari pihak BIG, LAPAN dan rekanan proyek CSRT.

Kepala Humas BIG, Tommy Nautico tidak merespons permin­taan konfirmasi mengenai proyek CSRT 2015 yang diduga terjadi korupsi. Sementara Kepala Bagian Humas LAPAN, Jayanto, belum bisa memberikan keterangan mengenai persoalan ini. Ia beralasan hendak menghimpun informasi dulu.

Pengadaan CSTR dilakukan untuk kepentingan pemantauan kondisi pertahanan dan keamanan, transportasi udara dan laut, pertambangan, pemetaan pengelolaan kebencanaan, pertanian, kehutanan, pemantauan lingkungan, serta deteksi perubahan lahan.

Adsense

Teknologi satelit penginderaan jarak jauh yang diaplikasikan BIG dan LAPAN merupakan hasil pengembangan negara-negara Eropa, Amerika Serikat, Jepang, India, dan China. Sehingga bisa memberikan data citra satelit resolusi tinggi.

Baca juga : Dukung Program Satu Juta Rumah di Tengah Pandemi, Kemenkeu Beri Pinjaman Perum Perumnas

Sebelumnya, Kepala LAPAN Thomas Djamaluddin mengutarakan, data yang diperoleh terkait kondisi-kondisi tersebut selama ini berasal dari satelit in­ternasional dengan dua kualifikasi. Pertama, kualifikasi gratis. Pada kualifikasi ini, pemanfaatan data umumnya digunakan untuk pemantauan lingkungan seperti kebakaran hutan dan perubahan cuaca.

Kemudian, kualifikasi berbayar. Menggunakan annual fee yang dibayarkan tiap tahun seperti satelit SPOT resolusi tengah dan CSRT.

Sejauh ini, LAPAN sudah menyiapkan dan mengoperasikan 14 data citra satelit. Di antaranya adalah WorldView 2, WorldView1, Quickbird, GeoEye, Ikonos, Pleiades, SPOT 5, SPOT 6, Alos, Kompsat 2, Kompsat 3, Rapideye, TerraSAR X (Sensor Radar), dan Radarsat 2 (Sensor Radar).

 Kebutuhan CSRT untuk perolehan data penginderaan jarak jauh dilaksanakan untuk melengkapi ketersediaan data yang tidak dipenuhi melalui pengoperasian satelit dan pengoperasian stasiun bumi.

Baca juga : Direktur Lemkapi Yakin, Jokowi Sudah Kantongi Nama Calon Kapolri

Untuk melengkapi ketersediaan data ini, LAPAN melakukan pembelian dari penyedia data, kerja sama dengan pihak asing, dan memanfaatkan akses data yang tersedia secara bebas.

Untuk memperoleh data penginderaan jarak jauh untuk resolusi rendah dan menengah, dikenai tarif non komersial. Sementara untuk resolusi tinggi, dikenai tarif komersial.

Data penginderaan jauh resolusi tinggi yang diperlukan instansi pemerintah dan pemerintah daerah hanya dapat dilaksanakan oleh LAPAN.  [GPG]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense