BREAKING NEWS
 

Si Penangkal Corona Dikawal Ketat Di Darat, Laut Hingga Udara

Reporter : DIDI RUSTANDI
Editor : FITRIYANA YULIANTI
Senin, 15 Maret 2021 07:14 WIB
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi dalam acara Kagama Health and Caring II, PP Kagama- Pengda Kagama DKI Jakarta yang bertajuk Aku Siap Divaksin (14/3). (Foto : Tangkapan Layar Youtube Kagama TV).

RM.id  Rakyat Merdeka - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) telah melakukan upaya agar distribusi vaksin Covid-19 ke daerah tidak tertunda. Hal ini sesuai instruksi presiden, yang memerintahkan agar tidak ada masalah dalam penyalurannya.

“Kemenhub melakukan upaya-upaya. Presiden telah instruksikan, distribusi vaksin ke seluruh Indonesia dibutuh­kan distribusi logistik lain, agar penyaluran tidak mengalami penundaan,” kata Budi di acara Kagama Health and Caring II, PP Kagama- Pengda Kagama DKI Jakarta yang bertajuk “Aku Siap Divaksin”, kemarin.

Dia mengatakan, pihaknya berupaya agar seluruh proses distribusi baik melalui trans­portasi laut, darat, maupun udara dikawal ketat. Dengan begitu, vaksin bisa tiba di wilayah tujuan dengan aman. “Butuh perhatian khusus (ter­hadap vaksin), karena fak­tor kualifikasi tertentu dalam proses pengiriman harus dijaga pada tingkat kedinginan ter­tentu agar tidak turun kualitas­nya,” tuturnya.

Baca juga : Jangan Panik, Bisa Sembuh Dan Tidak Menularkan Ke Orang Lain

Budi mengatakan, vaksi­nasi menjadi harapan selu­ruh masyarakat untuk dapat mengakhiri pandemi Covid-19. Meski demikian, proses vaksinasi itu tidak serta merta membuat pandemi Covid-19 hilang. “Kita tidak boleh lalai. Tetap disiplin dengan protokol kesehatan, 3M (me­makai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak),” imbau Asisten Dosen Jurusan Arsitek Fakultas Teknik UGM antara 1979-1980 ini.

Adsense

Dalam acara yang sama, Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengata­kan, prioritas pemberian vaksin Covid-19 berbasis pada risiko. Hal ini tidak hanya dilakukan di Indonesia, tetapi oleh selu­ruh dunia. “Risiko nomor satu itu tenaga kesehatan, karena mereka setiap hari bertemu dengan virus. Itu harus disuntik terlebih dahulu,” ujarnya.

Kemudian, prioritas kedua adalah kelompok lanjut usia (lansia). Saat ini Indonesia memiliki 21,6 juta lansia yang harus selesai divaksinasi hingga Juni 2021. Soalnya, dari 100 lansia yang terinfeksi, 50 persen di antaranya meninggal.

Baca juga : Menkes: Vaksin Nggak Bikin Kita Jadi Superman

Rumah sakit penuh diisi oleh lansia. Para tenaga kesehatan (nakes) itu terinfeksi Corona dari lansia. “Saya dikejar-kejar oleh banyak orang, penjaga toko menghadapi rakyat juga. Ini teller bank. Tapi saya bilang, teller bank yang kena kemudian wafat itu kecil sekali. Kalau lansia kena dan wafat tinggi sekali. Prioritas berbasis risiko,” papar eks Direktur Utama PT Inalum itu.

Menkes pun meminta masyarakat untuk bersabar menerima vaksinasi. Apalagi, stok vaksin saat ini masih terbatas.

Dia mengatakan, pemerintah merencanakan mendapatkan dosis vaksin Covid-19 sebanyak 426 juta untuk dapat memenuhi kekebalan kelom­pok 70 persen dari populasi penduduk Indonesia atau 181,5 juta orang. Jumlah tersebut untuk dua kali vaksinasi Covid-19 terhadap satu orang.

Baca juga : Seniman Dapat Vaksinasi Covid-19

Namun dengan jadwal vak­sinasi dari Januari hingga Juni 2021, hanya ada 80 juta dosis yang diberikan kepada masyarakat. “Hanya 40 juta rakyat bisa kita vaksin dari 181,5 juta, karena vaksinnya cuma ada segitu,” keluh Staf Teknologi Informasi di IBM Asia Pasifik, Tokyo, Jepang pada 1988-1994 ini. [DIR]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense