BREAKING NEWS
 

Patok September Rampung

Len Cs Kebut Pembentukan Holding BUMN Pertahanan

Reporter : DWI ILHAMI
Editor : FAZRY
Kamis, 29 April 2021 05:40 WIB
Anggota TNI Angkatan Darat mengangkat senjata usai apel pemberangkatan Satgas ke Papua di Pelabuhan Sukarno Hatta, Makassar, Sulawesi Selatan, Minggu (3/3/2019). (Foto : ANTARA).

 Sebelumnya 
“Nah, modernisasi alutsista ini bisa dilakukan dengan adanya kemandirian pada BUMN Indus­tri Pertahanan (Idhan),” kata Juli kepada Rakyat Merdeka.

Dia meyakini, saat ini semua pihak tengah fokus mempercepat pembentukan Holding Indhan.

“Semuanya semata-mata demi mendukung kemandirian alut­sista nasional sehingga bangsa ini disegani,” tuturnya.

Baca juga : Pembentukan Holding Pangan Makin Dikebut

Untuk diketahui, Holding BUMN Pertahanan ini akan diberi nama Defence Industry Indonesia (DEFEND ID) tersebut, ditarget­kan masuk menjadi Top 50 De­fence Global Company di 2024. Perusahaan yang akan tergabung dalam holding ini adalah PT Len Industri (Persero) yang merupakan Ketua Tim Percepatan Hold­ing BUMN Industri Pertahanan. Anggotanya, PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Dirgan­tara Indonesia (Persero) dan PT Pal Indonesia (Persero).

Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai, upaya pembentukan holding BUMN Pertahanan me­mang diharapkan menjadi solusi pemerintah dalam memperkuat alutsista Indonesia.

Menurut Connie, holding indus­tri pertahanan akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Se­lain memberikan pendapatan dalam pajak, industri pertahanan juga akan menyerap banyak tenaga kerja.

Baca juga : Gandeng LAPAN, Kemensos Kebut Pembangunan Kesejahteraan Sosial

Namun terkait holding BUMN Pertahanan di tengah peristiwa KRI Nanggala ini, Connie justru mengajak seluruh pihak, untuk fokus pada evaluasi dulu, baru bicara yang lain. Evaluasi yang dimaksud dosen Universitas Per­tahanan Indonesia ini, mencakup beberapa hal, yaitu incident analy­sis dan audit sistem MRO (Main­tenance, Repair, and Operation) yang memperbaiki kapal selam Nanggala 402.

“Kalau hasil ini sudah ada, baru kita tahu langkah yang tepat untuk memperbaiki alutsista mi­lik Indonesia, termasuk industri pertahanan di dalamnya,” ucap Connie kepada Rakyat Merdeka.

Bicara holding, sambungnya, itu adalah masterplan jangka pan­jang, setelah evaluasi dan audit investigasi MRO. “Bicara business model mau holding atau apapun, baiknya setelah hasil investigasi Nanggala dibuka ke publik. Itu baru bener,” cetus Doktor bidang politik Universitas Indonesia (UI) ini. [DWI/IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense