Sebelumnya
“Nah, modernisasi alutsista ini bisa dilakukan dengan adanya kemandirian pada BUMN Industri Pertahanan (Idhan),” kata Juli kepada Rakyat Merdeka.
Dia meyakini, saat ini semua pihak tengah fokus mempercepat pembentukan Holding Indhan.
“Semuanya semata-mata demi mendukung kemandirian alutsista nasional sehingga bangsa ini disegani,” tuturnya.
Baca juga : Pembentukan Holding Pangan Makin Dikebut
Untuk diketahui, Holding BUMN Pertahanan ini akan diberi nama Defence Industry Indonesia (DEFEND ID) tersebut, ditargetkan masuk menjadi Top 50 Defence Global Company di 2024. Perusahaan yang akan tergabung dalam holding ini adalah PT Len Industri (Persero) yang merupakan Ketua Tim Percepatan Holding BUMN Industri Pertahanan. Anggotanya, PT Pindad (Persero), PT Dahana (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT Pal Indonesia (Persero).
Pengamat militer dan pertahanan Connie Rahakundini Bakrie menilai, upaya pembentukan holding BUMN Pertahanan memang diharapkan menjadi solusi pemerintah dalam memperkuat alutsista Indonesia.
Menurut Connie, holding industri pertahanan akan memberikan dampak positif bagi Indonesia. Selain memberikan pendapatan dalam pajak, industri pertahanan juga akan menyerap banyak tenaga kerja.
Baca juga : Gandeng LAPAN, Kemensos Kebut Pembangunan Kesejahteraan Sosial
Namun terkait holding BUMN Pertahanan di tengah peristiwa KRI Nanggala ini, Connie justru mengajak seluruh pihak, untuk fokus pada evaluasi dulu, baru bicara yang lain. Evaluasi yang dimaksud dosen Universitas Pertahanan Indonesia ini, mencakup beberapa hal, yaitu incident analysis dan audit sistem MRO (Maintenance, Repair, and Operation) yang memperbaiki kapal selam Nanggala 402.
“Kalau hasil ini sudah ada, baru kita tahu langkah yang tepat untuk memperbaiki alutsista milik Indonesia, termasuk industri pertahanan di dalamnya,” ucap Connie kepada Rakyat Merdeka.
Bicara holding, sambungnya, itu adalah masterplan jangka panjang, setelah evaluasi dan audit investigasi MRO. “Bicara business model mau holding atau apapun, baiknya setelah hasil investigasi Nanggala dibuka ke publik. Itu baru bener,” cetus Doktor bidang politik Universitas Indonesia (UI) ini. [DWI/IMA]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.