BREAKING NEWS
 

Peneliti CIPS : Masalah Lahan Dan Minimnya Infrastruktur Hambat Investasi Di Sektor Pertanian

Reporter & Editor :
FAZRY
Jumat, 30 April 2021 13:53 WIB
Ilustrasi lahan pertanian. (Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menilai, reformasi secara meluas diperlukan untuk membereskan berbagai hambatan masuknya investasi swasta ke sektor hulu pertanian di Indonesia. 

"Termasuk mengatasi permasalahan lahan, kurangnya infrastruktur serta rumitnya perizinan. Selain permasalahan lahan seperti kejelasan kepemilikan lahan dan potensi konflik yang ditimbulkannya," tutur peneliti CIPS Donny Pasaribu dalam keterangan tertulisnya, Jumat (30/4/2021).

Selain itu kata Donny, perlunya perbaikan dan ketersediaan infrastruktur, termasuk jalan, pelabuhan dan listrik di luar Pulau Jawa, dimana lahan luas yang dibutuhkan untuk sektor pertanian berskala besar masih tersedia.

Baca juga : Terima Uang Rp 9,5 Miliar dari Proyek Infrastruktur, Sri Wahyumi Ditersangkakan KPK Lagi

"Meskipun beberapa investor bersedia untuk membangun infrastruktur yang dibutuhkan, namun margin keuntungan yang tidak terlalu besar dari hasil panen tanaman pangan tidak bisa membenarkan investasi tersebut," katanya.

Menurutnya, reformasi yang lebih luas di luar permasalahan lahan dan infrastruktur, termasuk yang berkaitan dengan keterbukaan perdagangan dan peran BUMN (Badan Usaha Milik Negara) dalam mencapai tujuan swasembada, juga diperlukan untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif di sektor pertanian.

"Swasembada pangan sudah sejak lama digaungkan sebagai tolok ukur kesuksesan sektor pertanian, padahal harga yang harus dibayar untuk itu adalah harga pangan domestik yang lebih tinggi, diversifikasi konsumsi pangan yang minim dan alokasi sumber daya yang tidak tepat," paparnya.

Baca juga : UU Ciptaker Buka Peluang Masuknya Investasi Asing Di Sektor Pertanian

Dengan mengutamakan BUMN untuk mencapai swasembada lanjut Donny, pemerintah sebenarnya mendorong realokasi pendanaan dan sumber daya ke sub-sektor yang kurang produktif dan mahal atau mungkin kurang relevan.

Risiko politik terkait investasi di sektor pertanian juga membuat investor takut menanamkan dananya di bidang ini. Menurutnya, perdagangan terbuka dapat menjadi solusi, tidak hanya akan membuat pangan lebih terjangkau, tetapi juga akan memperbaiki dampak gangguan kebijakan terdahulu di sektor ini.

Adsense

"Hal ini akan membuat petani dan investor bisa mengalokasikan sumber dayanya sejalan dengan tujuan keuntungan dan peningkatan produktivitas mereka,” jelas Donny.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Tags :

Berita Lainnya
 

TERPOPULER

Adsense