Sebelumnya
Menko Perekonomian, Airlangga Hartarto menyampaikan optimisme serupa. Dia melihat, momentum pemulihan ekonomi terus berlanjut hingga pertengahan kuartal II-2021. Konsumsi rumah tangga dan investasi terus membaik.
Membaiknya permintaan domestik juga telah direspon dengan peningkatan aktivitas produksi di sektor usaha dan terus menunjukkan pemulihan.
Menurut dia, pertumbuhan ekonomi nasional sudah berada dalam track yang benar.
Baca juga : Marak Varian Anyar Corona, Gus Muhaimin: Perketat Semua Pintu Masuk RI!
“Bapak Presiden confident pertumbuhan ekonomi bisa mencapai tujuh persen. Kuncinya tetap Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran untuk pemulihan ekonomi nasional,” jelas Airlangga, kemarin.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sebelumnya juga menyampaikan optimisme serupa. Ia memang sedikit khawatir dengan lonjakan kasus corona. Namun, ia berharap pemulihan ekonomi terus menguat. Degan begitu, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2021 masih bisa terjaga sesuai proyeksi di kisaran 7,1 hingga 8,3 persen.
“Sampai saat ini, proyeksi tersebut masih belum berubah mengingat beberapa komponen pendukung terus membaik, terutama selama April dan Mei,” ujarnya.
Baca juga : Stok Oksigen Untuk Pasien Corona Menipis, Menperin Turun Tangan
Bagaimana tanggapan ekonom soal target tersebut? Ekonom Center of Reform on Economics Indonesia (Core), Yusuf Rendy Manilet mengatakan, mimpi Jokowi sulit terealisasi.
Dia mengakui, ekonomi kuartal kedua memang akan tumbuh positif. Namun, untuk mencapai 7 persen sangat berat. Soalnya, aktivitas masyarakat belum normal akibat pengetatan PPKM mikro dan rencana PPKM darurat. Dengan kebijakan ini, ekonomi bisa turun lagi.
Senada disampaikan Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira. Menurut dia, target ekonomi 7 persen tidak realistis. Apalagi ada ledakan kasus Corona usai libur Lebaran sehingga pemerintah mengetatkan PPKM mikro. Kebijakan ini, kata dia, menurunkan konsumsi rumah tangga.
Baca juga : Balai Kota Dan Kantor Pemerintah Bogor Ditutup Sepekan
“Artinya, kalau hanya andalkan dari sisi ekspor mungkin akan positif, tapi positifnya tidak setinggi 7 persen. Saya perkirakan untuk kuartal II positifnya hanya 2-4 persen. Dan kuartal III akan kembali negatif,” kata Bhima. [BCG]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.