RM.id Rakyat Merdeka - Pembentukan tiga holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tinggal selangkah lagi. Sinergi tersebut diyakini bakal mendongkrak kinerja perusahaan pelat merah tersebut.
Menteri BUMN Erick Thohir menargetkan, bulan depan pembentukan tiga holding BUMN rampung. Yakni, Holding Pariwisata, Holding Pangan dan Holding Industri Pertahanan. Pembentukannya, tinggal menunggu terbitnya Peraturan Pemerintah (PP).
“(PP) Holding Pariwisata terbentuk pada Agustus 2021, pangan dan pertahanan September 2021,” kata Erick dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR, Rabu (14/7).
Baca juga : Bamsoet Puji Polri Bongkar Perusahaan Penimbun Obat Terapi Covid-19
Erick menuturkan, beleid tersebut akan menjadi menjadi landasan hukum pembentukan ketiga holding BUMN.
Dengan demikian, rencana penerimaan Penyertaan Modal Negara (PMN) tahun depan untuk holding tersebut tidak akan menyalahi aturan. Sebab, holding tersebut telah berdiri sebelum anggaran digelontorkan.
Pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI) Toto Pranoto mengatakan, gencarnya upaya Pemerintah dalam menggabungkan beberapa BUMN dalam bentuk holding, akan mendorong value perusahaan.
Baca juga : Kemenkes Segera Luncurkan Aplikasi Pemantau Obat Terapi Covid-19
Namun, dia mengingatkan sejumlah catatan untuk menjadi perhatian. Salah satunya, proses Post Merger Integration (PMI). Prosesnya meliputi standarisasi atas proses bisnis, fungsi-fungsi perusahaan dan konsolidasi corporate culture.
“Faktor ini berpengaruh besar terhadap keberhasilan holding. Apabila PMI berjalan mulus, maka diharapkan holding juga berjalan sukses,” terang Toto kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Toto melihat, sejauh ini efektivitas holding BUMN relatif berjalan baik. Meskipun masih ada holding yang belum optimal. Misalnya kinerja holding BUMN Karya. Performanya lesu sepanjang tahun lalu.
Baca juga : Nah, Ini Baru Bikin Senang
Namun diakuinya, kondisi tersebut terjadi karena terdampak Covid-19. Terutama akibat diterapkannya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB). Dan, sekarang makin diperparah dengan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat. Alhasil, mobilitas masyarakat dan barang cenderung terbatas.
Pandemi Covid-19 membuat banyak proyek BUMN Karya mengalami penundaan. Sehingga pendapatan dari holding BUMN tersebut tertekan. Ditambah lagi, program divestasi tidak berjalan mulus akibat dampak Covid-19, sehingga arus cash flow tertekan. “Kalau Semester II-2021 program vaksin relatif sudah merata, diharapkan sektor ini segera bangkit,” harap Toto.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.