RM.id Rakyat Merdeka - Kemesraan Presiden Jokowi dengan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri tidak membuat parpol-parpol koalisi pemerintah cemburu. Mereka menganggap, kemesraan “anak banteng” dan “ibu banteng” itu wajar.
Saat ini, Jokowi dan Mega sedang mesra-mesranya. Keduanya rutin bertemu untuk membicarakan hal-hal penting dalam mengelola negara. Saking mesranya, Mega pun sering memasak khusus untuk Jokowi jika akan melakukan pertemuan. Menurut Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto, Mega juga tak sungkan menggelarkan sajadah saat Jokowi hendak shalat.
Kemesraan ini dipandang positif oleh NasDem, salah satu partai koalisi pemerintah. Menurut Ketua Bidang Media dan Komunikasi Publik Partai NasDem Charles Meikyansah, kemesraan Jokowi-Mega baik untuk pembangunan bangsa.
Baca juga : Jokowi Beri Bantuan Keluarga Teroris Di Sukabumi
"Itu sebuah pertemuan penting antara Presiden dan partai koalisi, dalam hal ini dengan Ketum PDIP," ucap anak buah Surya Paloh itu, kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Hal senada disampaikan Sekjen Partai Hanura, Gede Pasek Suardika. Dia menyebut, kemesraan Jokowi dan Mega justru diperlukan. Khususnya dalam menghadapi pandemi Covid-19 yang tidak mudah ini. Soliditas antara Presiden dengan partai pendukungnya harus dijaga dengan baik.
"Komunikasi intensif semacam ini pasti produktif. Khususnya dalam mendukung program pemerintah. Apalagi garis perjuangan Pak Jokowi berangkat dari PDIP. Saya kira, pertemuan antara Bu Mega dengan Pak Jokowi itu positif ya," kata Pasek, dalam obrolan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Baca juga : Komisi IV DPR Heran Jahe Aja Diimpor
Pasek menambahkan, Jokowi merupakan sosok yang mau mendengar. Selain dengan Mega, Jokowi juga sering bertemu dengan Ketua Umum Hanura Oesman Sapta. Jadi, pihaknya tidak merasa cemburu atas kedekatan Jokowi dengan Mega.
"Cemburu itu kalau ketemu selingkuhan. Kalau di koalisi kan nggak ada selingkuhan. He-he-he," kelakarnya.
Partai Bulan Bintang (PBB) juga happy-happy saja melihat kemesraan Jokowi-Mega. Kedekatan itu, kata Sekjen PBB Afriansyah Noor, menandakan bahwa Jokowi bukan tipikal presiden yang mudah lupa sejarah.
Baca juga : Kapolri Isyaratkan Kompetisi Bakal Bergulir
"Pak Jokowi mengerti sejarah. Bagaimana beliau diangkat derajatnya oleh PDIP, mulai duduk sebagai wali kota, gubernur hingga presiden. Supporting awalnya adalah PDIP," ucap pria yang akrab disapa Ferry ini, ketika berbincang dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.