Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
Mau Demo Besar-besaran
Daripada Disusupi Teroris, Mahasiswa Ngaso Saja Ya
Minggu, 13 Oktober 2019 06:40 WIB
RM.id Rakyat Merdeka - Karena teroris sekarang ini lagi rame, mahasiswa yang berencana menggelar demo besar-besaran menuntut Perppu KPK, diminta ngaso saja. Celaka, kalau sampai teroris ikut menyusup.
Kemarin, beredar broadcast alias pesan berantai akan ada aksi demo. Pesan berantai itu mengatasnamakan BEM Seluruh Indonesia (SI). Di situ, dirinci, akan ada 2050 mahasiswa dari 23 universitas di Jakarta dan 420 orang dari Bekasi yang akan melakukan unjuk rasa, besok (Senin, 14/10).
Aksi itu disebut akan dilaksanakan mulai jam 9 pagi. Sasarannya, gedung DPR dan Istana Merdeka. Titik kumpulnya di depan TVRI dan samping Manggala Wanabhakti.
Ada tiga tuntutan yang disuarakan. Pertama, meminta Presiden mencabut Revisi UU KPK 2002 dengan mengeluarkan Perppu. Kedua, menolak Revisi KUHP dan mendorong pemerintah bersikap mengenai pembakaran hutan Riau. Ketiga, menolak UU KPK.
Baca juga : Cegah Demo ke Jakarta, Tjahjo Minta DPRD Serap Aspirasi Mahasiswa
Tapi, BEM SI membantah pesan berantai itu. "Saya mendapat berita tentang aksi yang mengatasnamakan BEM Seluruh Indonesia untuk turun aksi pada 14 Oktober 2019, berdasarkan hasil konsolidasi yang kami lakukan wilayah Jabodetabek dan Banten, hasilnya adalah kami tidak akan aksi pada tanggal itu," ujar Koordinator wilayah Jabodetabek BEM SI Erfan Kurniawan, kemarin.
Mahasiswa Universitas Negeri Jakarta (UNJ) ini mengungkapkan, rapat konsolidasi memutuskan, akan ada aksi mahasiswa lanjutan. Tapi, tidak akan diselenggarakan pada 14 Oktober. "Kemarin, kami konsolidasi tidak akan ada aksi tanggal 14 Oktober, kalau ada yang turun bukan dari BEM SI," tegasnya.
Koordinator BEM SI Wilayah Se-Jabodetabek Banten, Muhammad Abdul Basit, juga menyatakan hal yang sama. BEM SI belum menentukan waktu turun ke jalan karena masih percaya, Jokowi akan berani keluar dari tekanan DPR dan partai politik dalam polemik UU KPK. "Kemarin kita sudah konsolidasi juga. Tidak ada bahasan di tanggal 14 Oktober," bebernya.
Presiden Mahasiswa Universitas Trisakti, Dinno Ardiansyah juga menyebut, mahasiswa belum dapat menginformasikan rencana spesifik unjuk rasa lanjutan. Mahasiswa masih terus mencermati sikap Jokowi menjelang tenggat penerbitan Perppu KPK tiga hari lagi. "Kalau tidak direspons, baru kita akan turun aksi lagi. Untuk tanggalnya kapan, sedang dikomunikasikan,” tuturnya.
Baca juga : Mahasiswa Dibangunin Siapa
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono juga membantah kabar broadcast yang beredar itu. "Nggak benar," ujar Argo kepada Rakyat Merdeka, semalam.
Ketua Presidium Indonesia Police Watch (IPW), Neta S Pane mengingatkan, kemungkinan adanya para penumpang gelap dalam aksi tersebut. Dalam beberapa kali aksi demo mahasiswa misalnya, diduga para penumpang gelap justru lebih dominan. Padahal, mereka punya agenda sendiri jauh di luar agenda mahasiswa.
Salah satu yang mesti diwaspadai adalah disusupinya aksi ini oleh para teroris. Penusukan yang dilakukan anggota Jamaah Anshorut Daulah (JAD) terhadap Menko Polhukam Wiranto, menjadi bukti, hal itu bukan isapan jempol. "Daripada disusupi dan membahayakan, lebih baik mahasiswa ngaso dulu, istirahat. Sembari ngaso, lakukan upaya-upaya konstitusional, judicial review ke MK," saran Guru Besar UI Prof Budyatna.
Sebelumnya, Wiranto sempat mengungkapkan adanya kemungkinan aksi mahasiswa disusupi teroris. "Usaha untuk mengacaukan republik ini, menggabungkan antara demonstrasi yang radikal, anarkis dengan tindakan terorisme," ungkap Wiranto, akhir bulan lalu. "Dengan bom-bom buatan, yang basic-nya adalah bom ikan," imbuhnya.
Baca juga : Indofood Beri Bantuan Dana Riset Ke 63 Mahasiswa
Hal itu diungkapkan Wiranto usai kepolisian menangkap dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith karena menyimpan 28 bom molotov. Puluhan bom molotov itu diduga akan diledakkan ketika Aksi Mujahid 212, Sabtu 28 September lalu. Abdul Basith ditangkap bersama lima orang lain, berinisial SG, YF, AU, OS dan SS.
Densus 88 juga menangkap kelompok JAD di Bekasi dan Cilincing, Senin 23 September lalu. Mereka berpotensi akan meledakkan bom saat demo mahasiswa pada Selasa, 24 September 2019. [OKT]
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya