Dark/Light Mode

Jangan Potong Pendapatan Pekerja Karena Terapkan WFH

Gilbert Simanjuntak: Jumlah Kendaraan Mendesak Dibatasi

Sabtu, 19 Agustus 2023 06:20 WIB
Gilbert Simanjuntak, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id
Gilbert Simanjuntak, Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id

RM.id  Rakyat Merdeka - Kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) bagi aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta akan dipercepat. 

Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mengatakan, tujuan WFH itu untuk mengurai kemacetan. 

“Waktu Covid-19, kami bisa bekerja efisien. Berikutnya, salah satunya untuk mengatasi kemacetan di titik-titik tertentu, kami coba WFH," kata Heru usai mengikuti upacara HUT ke-78 RI di Monas, Jakarta Pusat, Kamis (17/8). 

Baca juga : Tata Kelola Pengadaan ASN Terbaik, Kemenkumham Terima Penghargaan Dari Menpan RB

WFH direncanakan berlangsung pada 28 Agustus-7 September 2023. Namun, Pemprov DKI Jakarta mempercepat rencana itu, yakni mulai 21 Agustus.

WFH diberlakukan bagi pegawai yang tidak bersentuhan langsung dengan pelayanan masyarakat. “Rencananya, mungkin diterapkan selama dua bulan," ucap Heru. 

Seiring itu, muncul kekhawatiran WFH akan merembet ke pekerja swasta. Itu bisa berakibat pada pemotongan gaji, tunjangan dan sebagainya. Berbeda dengan ASN yang penghasilannya aman-aman saja meskipun WFH.

Baca juga : Dorong Desa Wisata, Pertamina Luncurin Wajah Baru Balkondes Wringinputih

"Jangan sampai ada pemotongan upah pekerja lagi, kalau terpaksa WFH kembali," ingat Presiden Asosiasi Serikat Pekerja (ASPEK) Indonesia Mirah Sumirat, kemarin.

Mirah pun mengkritik rencana WFH yang juga untuk mengatasi polusi udara di Jakarta. "Penerapan WFH akan berdampak buruk bagi kehidupan sosial masyarakat," tandasnya.

Menurut Anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta, Gilbert Simanjuntak, WFH hanya solusi sementara. Untuk itu, dia meminta kepada Pemprov DKI memberikan kebijakan yang tegas terkait penanganan polusi di Jakarta.

Baca juga : Airlangga: Bea Masuk Tinggi Harus Dikurangi

Untuk membahas topik ini lebih lanjut, berikut wawancara dengan Gilbert Simanjuntak.

Bagaimana pandangan Anda mengenai masalah polusi udara di Jakarta?

Polusi udara terburuk sejagad, ada di Jakarta. Kondisi yang memprihatinkan ini, sangat mendesak untuk diatasi.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.