Dark/Light Mode

Kampus Tangkap Gejala Hilangnya Kenegarawanan

Fathul Wahid: Ini Bukan Pertama Yang Kami Lakukan

Minggu, 4 Februari 2024 06:30 WIB
Fathul Wahid, Rektor UII. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id
Fathul Wahid, Rektor UII. Foto: Dok. Rakyat Merdeka/rm.id

 Sebelumnya 
Apa dasar UII mengkritik Presiden Jokowi?

Hal seperti ini, bukan pertama yang kami lakukan di UII. Artinya, kami punya jejak yang panjang soal ini. Siapa pun presidennya, siapa pun pimpinannya, kalau memang ada yang kami anggap keluar dari koridornya, ya kami ingatkan. 

Hal apa yang menurut Anda harus dikritisi?

Kami mencermati praktik berbangsa beberapa waktu terakhir. Tampaknya, semakin telanjang. Banyak pelanggaran terjadi dan tidak ada yang berteriak, tidak ada yang meniup peluit, tidak ada yang mengingatkan, serta hal itu dianggap sebuah kewajaran. Sehingga, bahasa anak mudanya, ini membuat kami geram. 

Baca juga : Dahnil Anzar Simanjuntak: Beliau Tak Pernah Kampanye Capres

Siapa yang seharusnya mengingatkan Pemerintah?

Kok bisa lembaga-lembaga lain yang seharusnya mengingatkan, seperti DPR, Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) justru tidak kami dengar. 

Untuk itu, kami memutuskan untuk mengingatkan. Dengan harapan baik, optimisme, kemudian apa yang kami sampaikan, bisa direspons dengan baik.

Wakil Direktur Jubir TKN Prabowo-Gibran, Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, gerakan  ini adalah orkestrasi politik elektoral yang sedang dimainkan para akademisi. Tanggapan Anda?

Baca juga : Muhammad Ramli Rahim: Ini Bisa Diibaratkan Permainan Catur

Silakan saja bagi yang mengatakan hal itu. Buka internet. Lihat saja. Kami dari UII berbicara bukan hanya menjelang Pemilu. Sehingga, jika menganggap kami partisan, itu sebuah kesimpulan yang sangat ceroboh.

Tetapi, kenapa disampaikan menjelang Pemilu? 

Ini kan ada momentum. Momentumnya adalah ketika akal sehat kami, lintas kampus, lintas masyarakat, merasa dilecehkan. Mengapa pelanggaran yang terang benderang seperti itu, kok bisa dibiarkan dan dianggap sebagai ajaran oleh orang yang dianggap sebagai contoh atau teladan. 

Justru, dengan telanjang mempertontonkan pelanggaran-pelanggaran yang sebenarnya orang sudah ketahui dan perlu ditindak. Minimal diingatkan. NNM

Baca juga : Pentingnya Kerja Sama Internasional dan Pertahanan yang Kuat Demi Perut Rakyat

Artikel ini tayang di Harian Rakyat Merdeka Cetak edisi Minggu, 4 Februari 2024 dengan judul "Kampus Tangkap Gejala Hilangnya Kenegarawanan, Fathul Wahid: Ini Bukan Pertama Yang Kami Lakukan"

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.