Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Pelibatan TNI Tegakkan Protokol Kesehatan Menuai Pro Kontra di Masyarakat

TNI Bikin Masyarakat Jadi Lebih Berdisiplin

Senin, 10 Agustus 2020 22:04 WIB
Arzeti Bilbina, Anggota Komisi IX DPR (Foto: Ist)
Arzeti Bilbina, Anggota Komisi IX DPR (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Presiden Joko Widodo menerbitkan instruksi agar TNI dan Polri menggiatkan patroli untuk mendisiplinkan warga di masa pandemi COVID-19 ini.

Perintah Jokowi tercantum dalam Inpres Nomor 6 Tahun 2020 tentang Peningkatan Disiplin dan Penegakan Hukum Protokol Kesehatan dalam Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease 2019.

Di situ tercantum perintah untuk Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dan Kapolri Jenderal Idham Azis. TNI dan Polri juga diperintahkan untuk membina masyarakat. Khusus untuk Polri, Jokowi menginstruksikan untuk mengefektifkan upaya penegakan hukum terhadap pelanggar protokol kesehatan.

Inpres ini juga memuat perintah agar para kepala daerah membuat aturan sanksi bagi pelanggar protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Perintah Jokowi ini pun menuai pro-kontra. Banyak kalangan yang mengkritik pelibatan TNI, karena dianggap melampaui wewenang dan dikhawatirkan masuk ke ranah sipil atas pelibatan tersebut.

Pihak Istana Kepresidenan berbicara menenangkan warga. Masyarakat tidak perlu resah dengan patroli TNI dan Polri dalam suasana pandemi ini. Juru Bicara Presiden Bidang Hukum, Dini Shanti Purwono menyatakan, tidak ada tugas dan fungsi yang dilampaui dalam pelibatan TNI, terkait aturan dan sanksi tentang protokol kesehatan di tengah pandemi Covid-19.

Dini menuturkan, keterlibatan TNI diperlukan, mengingat situasi pandemi Covid-19 adalah suatu hal luar biasa dan sudah ditetapkan oleh Jokowi sebagai bencana nasional. Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu mengatakan, Inpres itu bertujuan meningkatkan kedisiplinan masyarakat dalam melaksanakan protokoler kesehatan yang sudah ditetapkan.

Inpres itu juga telah menjelaskan instruksi kepada seluruh menteri, TNI, Polri, dan pemerintah daerah, untuk menerapkan sanksi dan mengawasi pelaksanaannya. Dengan demikian, kata Dini, pemda dapat membuat Inpres tersebut sebagai dasar hukum, untuk menyusun aturan maupun sanksi sesuai kearifan lokal daerah masing-masing.

Kenapa pihak yang kontra tidak mendukung pelibatan TNI? Bukankah sudah ada batasan yang jelas, sehingga tidak perlu khawatir TNI melampaui wewenang? Bagaimana pula pandangan pihak pendukung Inpres ini? Berikut tanggapan Arzeti Bilbina, Anggota Komisi IX DPR:

Bisa jelaskan alasan Anda setuju untuk melibatkan TNI dalam mendisiplinkan masyarakat di masa pandemi?

Baca juga : Tidak Pas Kalau Melibatkan TNI

Begini, masyarakatsebetulnya bisa mengedukasi dirinya. Sekarang pun saya lagi keliling untuk sosialisasi, bagaimana masyarakat seharusnya di masa pandemi ini. Sehingga, apa yang harus dilakukan? Jaga kebersihan, selalu gunakan masker, sering-sering cuci tangan dengan sabun, dan jaga jarak. Itu yang selalu saya ingatkan.

Tapi memang, dengan keberadaan TNI-Polri dan juga tokoh masyarakat, bisa berperan penting untuk selalu mengingatkan masyarakat. Jadi kalau ada masyarakat yang bertanya, ada yang ingin menginfokan dan sebagainya, ada yang bisa membantu.

Tapi, ada kekhawatiran TNI nanti bersikap represif?

Nggak ya. Kalau kita bicara TNI itu kan penuh kedisiplinan. Jadi TNI berada di masyarakat itu, sama juga dengan ABRI masuk desa zaman dulu. Masyarakat jadi merasa tenang, damai karena semua masalah bisa terselesaikan oleh mereka. Dengan adanya TNI ini, tentunya akan membuat masyarakat lebih disiplin.

Karena kedisiplinan yang dimiliki oleh TNI itu, tentunya akan ditularkan ke masyarakat. Mereka akan menanamkan adat itu kepada masyarakat.

Anda yakin nggak akan respresif?

Nggak, kalau TNI, saya yakin nggak ya. Saya bisa jamin. Yang pasti TNI itu penuh kedisiplinan, karena mereka penuh rasa tanggung jawab. Saya ini dari keluarga TNI, anak saya kebetulan masuk sekolah TNI. Di rumah pun mereka penuh kedisiplinan untuk diri mereka sendiri.

Karena mereka tahu, kalau tidak mulai disiplin dari diri mereka, nggak akan jadi apa-apa. Karena, semua akan seenak jidatnya, suka-suka gue deh. Tapi kan nggak bisa seperti itu, karena pandemi ini harus kita lawan bersama-sama. Supaya bisa memutus mata rantai ini kita harus bersama-sama.

Misalnya saya terinfeksi, berarti saya harus melakukan isolasi mandiri. Jangan sampai saya lari kemana-mana, sehingga menularkan kepada orang lain. Jadi saya mesti menahan diri, dan menahan diri itu kan bentuk kedisiplinan diri kita sendiri. Makanya kita harus sama-sama berdisiplin diri, kalau mau memutus rantai pandemi ini.

Baca juga : Pemprov Jatim Bagikan 26 juta Masker Gratis

Akan lebih efektif kalau TNI ikut dilibatkan?

Sangat, kalau menurut saya. Kalau TNI dilibatkan, akan sangat membantu untuk mengurangi penyebaran virus ini.

Kenapa Anda beranggapan begitu?

Karena, TNI itu sampai ke pelosok-pelosok keberadaannya. Dengan satu komando yang diberikan dari pusat, maka penyebaran sosialisasi akan lebih cepat dan efektif. Karena, kalau kita harus menghadirkan tokoh-tokoh dari pusat untuk melakukan sosialisasi ke pelosok-pelosok, itu butuh waktu dan tenaga ekstra. Kalau TNI, dengan satu komando dari pusat, mereka akan gerak cepat menyebarkan ke daerah.

Bukankah tak mungkin juga mengawasi seluruh masyarakat?

Setidaknya, dengan keberadaan mereka di beberapa titik yang ditempatkan, itu bisa sangat membantu mengurangi penyebaran virus. Memang, masyarakat kita lebih banyak dibanding aparat. Tapi dengan keberadaan mereka, dengan adanya bantuan dari tokoh masyarakat dan pihak lainnya, itu akan mempermudah untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.

Karena dengan menurunkan TNI itu sudah efektif, berarti nggak perlu ada sosialisasi lain lagi?

Harus tetap ada dong. Saya sendiri sebagai tokoh, sebagai orang yang juga memiliki keluarga, merasa bertanggung jawab untuk terus mengingatkan masyarakat. Karena terkadang yang namanya iman saja kadang naik, kadang turun. Makanya, kita harus selalu melibatkan semua pihak menjadi bagian, sehingga kita bisa sama-sama memutus mata rantai ini. Dalam keterlibatan menjadi bagian itu, tentunya akan ada semangat untuk melakukannya.

Ini lebih baik dibandingkan kita diam saja, sehingga kemudian corona akan merajalela di Indonesia. Karena kita masa bodo, makanya saya nggak ingin kita masa bodo. Ini masalah kita sama-sama, kita harus bekerja sama. TNI juga ikut membantu dengan menjalankan perannya sendiri.

Baca juga : Terapkan Protokol Kesehatan, 143 Desa di Ciamis Siap Laksanakan Pilkades Serentak

Berarti sosialisasi tetap harus dilakukan juga ya?

Harus terus. Dalam kondisi apapun, dalam acara apapun harus ada sosialisasi. Protokol yang ditetapkan pemerintah harus sama-sama kita dukung. Jangan sampai itu hanya menjadi imbauan, lalu dibiarkan.

Kalau dari sisi undang-undang kan TNI sebetulnya tidak punya kewenangan untuk ikut campur di masalah sipil seperti ini. Itu bagaimana?

Ini kan lagi urgent ya, lagi darurat kondisi kita. Karena masyarakat perekonomiannya semakin lama, semakin menurun. Ini kan kondisinya sebetulnya kita sedang berperang dengan virus ya. Walaupun musuhnya mungkin tidak terlihat, tapi ini juga musuh kita semua, musuh masyarakat pandemi ini. Jadi tidak apa kalau TNI ikut membantu.

Lalu, ada masukan terkait hal ini?

Sekarang memang semakin ke sini itu, penyebaran semakin cepat. Warga yang terinfeksi itu sekarang semakin banyak, penyebaran virusnya semakin ganas. Orang tanpa gejala yang meninggal saja ada, artinya semakin mengerikan. Makanya, edukasi mengenai masalah ini harus kita tanamkan kepada masyarakat.

Apalagi untuk perempuan. Saat ini tunda dulu deh kehamilan. Karena, kalau dia hamil terus melahirkan, masalahnya lebih berat lagi. Salah satunya kalau akan melahirkan harus masuk rumah sakit, sementara kita nggak tahu rumah sakitnya seteril apa nggak. Jadi, segala sesuatu yang hisa kita tunda, sebaiknya kita tunda dulu. NDA

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.