Dark/Light Mode

Tiket Pesawat Mahal, Industri Pariwisata Terancam

Kamis, 30 Mei 2019 08:52 WIB
Ilustrasi tiket pesawat. (Foto: Indonesiainside)
Ilustrasi tiket pesawat. (Foto: Indonesiainside)

RM.id  Rakyat Merdeka - Peneliti BUMN Research Group (BRG) Yasmine Nasution kenaikan tarif berdampak langsung pada penurunan jumlah penumpang bandara, sehingga berimplikasi terhadap penurunan pendapatan bandara. Misalnya, Bandara Internasional Minangkabu tercatat mengalami penurunan pendapatan di awal 2019 sebesar 25 persen dibanding capaian tahun sebelumnya.

“Mahalnya tiket pesawat akan berimbas pada sektor pariwisata. Hal ini terlihat dari penurunan konsumen hotel dan transportasi di kuartal I 2019,” jelas Yasmine.

Baca juga : Ada Momen Lebaran, Industri Manufaktur Diramal Meroket

Hal ini akan menjadi tantangan bagi target pengembangan sektor pariwisata Indonesia. Salah satu pendorong adalah murahnya harga tiket ke destinasi wisata luar negeri. “Dari hasil kajian tim, diketahui bahwa rasio price/km untuk rute Jakarta-Denpasar bersaing ketat dengan Jakarta-Bangkok dan Jakarta-Kuala Lumpur,” terangnya.

Managing Director LM FEB UI Toto Pranoto menjelaskan, mahalnya tiket penerbangan domestik perlu diantisipasi dengan cepat. Karena menjadi celah bagi maskapai asing untuk melakukan penetrasi ke pasar Indonesia. Isu beralihnya penumpang ke maskapai asing terlihat pada rute Jakarta-Medan melalui transit Kuala Lumpur.

Baca juga : Industri Jual Beli Online Hadapi Banyak Hambatan

“Dari hasil survey, kesediaan penumpang untuk transit jika terbang dengan maskapai asing (rute Jakarta-Medan) yang cukup lama antara 3-5 jam,” terangnya.

Implikasi lain dari kenaikan harga tiket adalah pergeseran penumpang pesawat ke angkutan darat. Kemenhub misalnya memprediksi 30-40 persen yang biasanya menggunakan transportasi udara akan beralih ke darat. Bukan hanya karena kenaikan harga tiket pesawat, tetapi juga beroperasinya Tol Trans Jawa dan akses yang mudah.

Baca juga : Pertamina Gelar Pangan Murah di Pangandaran

Meski ada masalah inefisiensi pengelolaan maskapai yang membuat harga tiket meningkat, Toto berpendapat bahwa penetapan harga tiket pesawat tidak bisa dipandang sebagai suatu kebijakan secara umum, melainkan spesifik untuk masing-masing rute. Oleh karena itu, menurutnya pemerintah perlu memperhatikan beberapa hal dalam penentuan batas tarif pesawat, antara lain: aspek efisiensi maskapai, persaingan maskapai dalam dan luar negeri, alternatif transport, karakteristik rute serta dampak perekonomian daerah.

“Sebagai negara kepulauan, industri transportasi tidak bisa dipisahkan antara transportasi darat, udara dan laut. Dibutuhkan kajian menyeluruh terkait tarif transportasi karena tidak hanya terkait dengan permasalahan konektivitas, transportasi terintegrasi, pemerataan pertumbuhan ekonomi, daya beli masyarakat, kondisi perusahaan transportasi dan juga persaingan di industri transportasi,” katanya. [MEN]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.