Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Kurangi Beban Utang

Krakatau Steel Bakal Divestasi Aset KSI

Minggu, 28 November 2021 06:50 WIB
Direktur Utama Krakatau Steel Tbk Silmy Karim. (Foto: Istimewa).
Direktur Utama Krakatau Steel Tbk Silmy Karim. (Foto: Istimewa).

 Sebelumnya 
Pengamat dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) Toto Pranoto melihat, KS sudah berupaya menerapkan beragam strategi demi menyulap buntung menjadi untung. Yakni mulai dari perampingan produk, melakukan serangkaian langkah efisiensi biaya dan lainnya, guna keberlangsungan perusahaan.

“Langkah restrukturisasi ha­rus terus dilanjutkan dengan konsisten, agar kinerja yang sudah positif ini bisa terus berlanjut ke depannya,” ujarnya, kepada Rakyat Merdeka.

Begitu juga dengan rencana BUMN baja itu untuk melaku­kan right issue. Ia menilai, hal ini menjadi opsi yang dimungkinkan perusahaan untuk mendapatkan fresh capital guna menutupi kebutuhan pendanaan.

Baca juga : Airlangga Bidik Kerja Sama Yang Nyata Di Presidensi G20

Mengingat, Krakatau Steel bu­kan salah satu BUMN yang diusulkan atau menerima Penyertaan Modal Negara (PMN) untuk menutupi utang-utang yang ditanggungnya.

“Right issue ini alternatif untuk mendapatkan pendanaan, baik untuk memenuhi kepentingan pelunasan utang atau pun kebutuhan opex (operating expense/biaya operasional) atau capex (capital expenditure/modal kerja) yang lain,” ungkapnya.

Tak hanya itu, alternatif untuk mendapatkan dana segar juga bisa dilakukan perseroan dengan membawa beberapa anak perusahaan yang prospektif untuk IPO (Initial Public Offering) di pasar modal.

Baca juga : Wamenag: Wisata Halal Bukan Islamisasi

“Dana hasil IPO anak perusahaan tentu sebagian bisa dipakai induk untuk menutupi kebutuhannya,” sambungnya.

Lebih lanjut, ia berharap, seiring pertumbuhan ekonomi tahun depan yang membaik dibanding tahun ini, bisa menarik minat pasar dalam berbagai aksi korporasi tersebut.

“Semoga ketika ekonomi mulai tumbuh, kebutuhan market akan baja juga ikut tumbuh dan ber­dampak positif bagi perusahaan,” harapnya.

Baca juga : BPIP: Kampus Sasaran Pengembangan Karakter Pancasilais

Sebelumnya, Menteri BUMN (Badan Usaha Milik Negara) Erick Thohir mengatakan, utang Krakatau Steel menumpuk hingga mencapai 2 miliar dollar AS (Rp 31 triliun) akibat proyek pembangunan pabrik baja sistem tanur tinggi atau blast furnace tak beroperasi sesuai target. Padahal, proyek tersebut sudah menghabiskan anggaran sekitar Rp 12,16 triliun.

Karenanya, beban dari proyek blast furnace berkontribusi cu­kup besar pada beban utang beserta bunga yang harus ditang­gung Krakatau Steel. [IMA]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.