Dark/Light Mode

Tahun Depan, Industri Telko Diramal Tumbuh 7 Persen

Kamis, 2 Desember 2021 15:41 WIB
Diskusi Outlook Industri Telekomunikasi 2022 - Menata Bisnis Telekomunikasi dari Pandemi ke Endemi. (Foto: Ist)
Diskusi Outlook Industri Telekomunikasi 2022 - Menata Bisnis Telekomunikasi dari Pandemi ke Endemi. (Foto: Ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Para pelaku industri telekomunikasi optimistis bisa mengakselerasi kinerja seiring pandemi kian terkendali penanganannya dan masyarakat mulai bisa masuk ke fase hidup berdampingan dengan Covid-19.

Hal tersebut terangkum dari kegiatan perayaan hari ulang tahun ke-10 Grup IndoTelko yang menggelar Diskusi Akhir Tahun “Outlook Industri Telekomunikasi 2022 - Menata Bisnis Telekomunikasi dari Pandemi ke Endemi” secara daring pada Kamis (2/12).

Founder IndoTelko Forum, Doni Ismanto Darwin mengatakan, syarat mutlak agar sektor Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) bisa berlari kencang di 2022 adalah penanganan pandemi kian terkendali agar secara bertahap masyarakat menuju era endemi.

“Sektor TIK salah satu yang bertahan dan menunjukkan pertumbuhan selama dua tahun pandemi berlangsung. Hal ini karena pandemi yang berujung kepada pembatasan mobilitas memacu transformasi digital di masyarakat,” katanya.

Baca juga : APP Sinar Mas Raih Predikat PROPER

Ditambahkannya, jika melihat indikator ekonomi, terlihat secara makro mulai ada perbaikan di Indonesia, apalagi konsumsi pemerintah dan masyarakat masih terjaga.

“Memang ada tantangan selain pandemi, yakni kenaikan harga energi global yang akan memicu peningkatan biaya produksi, ujungnya harga produk akan lebih mahal. Tetapi saya optimistis pertumbuhan sektor telekomunikasi di 2022 bisa mencapai 7 persen, tidak 4 persen seperti tahun ini,” katanya.

Mengawali sesi diskusi, Ketua Umum Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Ririek Adriansyah menjelaskan, pasca dua tahun pandemi Covid-19 menyerang seluruh negara, kinerja sebagian besar industri telekomunikasi di dunia sudah membaik. Bahkan, Ririek menyebut tren pertumbuhan industri telekomunikasi Indonesia jauh lebih baik dibandingkan negara tetangga seperti Singapura, Thailand, dan Vietnam.

Ia menjelaskan, di Indonesia layanan yang menopang pertumbuhan industri telekomunikasi tidak lain adalah konektivitas berupa peningkatan penggunaan mobile data dan fixed broadband, layanan ICT, serta layanan digital.

Baca juga : Mudahkan Pelanggan, Telkom Luncurkan Versi Terbaru myIndiHome

Menurut Ririek, service dibagi tiga yaitu konektivitas, ICT dan digital maka konektivitas pada kurun waktu 2020-2024 akan tumbuh sekitar 4 persen, ICT akan tumbuh lebih tinggi di angka 8 persen, dan digital tumbuh paling tinggi sampai 12 persen. Hal ini sejalan dengan fakta selama pandemi kemarin, masyarakat menjadi lebih contactless dan akan cenderung menggunakan layanan yang sifatnya digital. 

“Karena itu ICT dan digital akan tumbuh lebih tinggi dibandingkan konektivitas,” kata Ririek.

Ririek yang juga Dirut Telkom itu mengungkapkan, setelah pada tahun ini sejumlah operator memberanikan diri menggelar jaringan 5G di Indonesia, pemanfaatannya di dunia akan terus meningkat. Tidak hanya di Amerika Serikat dan China, namun operator negara-negara di Asia juga akan banyak menggelar jaringan tersebut.

“5G secara finansial akan semakin layak dan memberikan dampak positif bagi operator di Indonesia,” katanya.

Baca juga : Tahun Depan, MPR Fokus Penyerapan Aspirasi Terkait Pelaksanaan UUD 1945

Ririek meyakini, pada 2022 digitalisasi dan digitasi akan meluas di Indonesia. Hal tersebut menurutnya wajar mengingat operator telekomunikasi akan terus mencari sumber pertumbuhan pendapatan baru selain menjaga pendapatan dari layanan konektivitas.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.