Dark/Light Mode

Sri Mulyani Bicara Korupsi Hambat Perekonomian

Yang Punya Modal Mikir 1.000 Kali Buat Investasi

Kamis, 9 Desember 2021 06:40 WIB
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2021 yang digelar di Kementerian Keuangan, Rabu (08/12). (Foto: RM.id).
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati dalam acara Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2021 yang digelar di Kementerian Keuangan, Rabu (08/12). (Foto: RM.id).

RM.id  Rakyat Merdeka - Korupsi merupakan tindak kejahatan yang memiliki dampak luar biasa bagi Indonesia. Bukan hanya menyebabkan ketimpangan dan kemiskinan, korupsi juga dapat menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Siapa pun yang punya modal, akan berpikir 1.000 kali apakah bisa melakukan kegiatan produktif tanpa menjadi korban korupsi,” tegas Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani dalam acara Peringatan Hari Anti Korupsi Sedunia 2021 yang digelar di Kementerian Keuangan, kemarin.

Menurut Sri Mulyani, aliran modal yang terhambat karena korupsi dapat mengganggu produktivitas sebuah negara.

Hal ini bisa berdampak pada kinerja perekonomian dan mempengaruhi indeks kesejahteraan masyarakat. Tingkat kesenjangan antar masyarakat dan kemiskinan bisa meningkat.

Dia bilang, mudah mendapatkan bukti negara yang tidak bisa mengatasi korupsi. Mereka punya sumber daya alam banyak, tapi banyak masyarakatnya yang kelaparan, tidak bisa mendapatkan pendidikan, bahkan susah mendapat air bersih.

Baca juga : ASEAN Makin Dapat Perhatian Kaum Muda Indonesia

Tak hanya mengganggu perekonomian, mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini mengingatkan, korupsi dapat menyulut gejolak sosial dan politik. Pasalnya, tindakan korupsi dapat menggerus kepercayaan publik terhadap Pemerintah.

Adapun saat ini, indeks persepsi korupsi Indonesia terus membaik dalam beberapa tahun terakhir.

Indeks persepsi Korupsi pada 2019 menyentuh 40 poin, angka tertinggi dalam 25 tahun terakhir. Namun, indeks ini turun menjadi 37 poin pada tahun 2020. Bahkan lebih rendah dari capaian 2018 yang berada di level 38 poin.

Penurunan indeks tersebut juga menyebabkan posisi Indonesia terlempar dari peringkat 85 menjadi 102 pada tahun lalu, dari 180 negara yang disurvei.

Survei indeks persepsi korupsi yang dikeluarkan Transparency International ini memberlakukan skor dari 0-100 poin. Skor 0, artinya negara tersebut sangat korup. Sebaliknya, skor 100 menandakan negara tersebut bersih dari korupsi.

Baca juga : Saling Percaya, Modal Simic Cetak Gol Buat Persija

“Kita masih jauh dari negara yang mendapatkan persepsi tingkat antikorupsinya cukup tinggi. Ini berarti, tugas kita masih besar dan sangat banyak,” jelasnya.

Sri Mulyani juga menegaskan, korupsi merupakan musuh bersama karena tidak mengenal lokasi, kedudukan, ataupun profesi. Siapa saja bisa korupsi.

“Jangan berpikir korupsi hanya dilakukan pejabat atau kelompok institusi saja. Karakter atau budaya antikorupsi itu harus dipahami semuanya. Mana yang boleh dan tidak boleh dilakukan,” ujarnya.

Direktur Politik dan Komunikasi Bappenas (Badan Perencana Pembangunan Nasional) Slamet Soedarsono mengatakan, tindak pidana korupsi sangat berpengaruh pada masuknya investasi di Indonesia.

Bahkan, efisiensi investasi di Indonesia lebih rendah dibandingkan negara-negara lain dari waktu ke waktu.

Baca juga : Partai Gelora Dorong Perempuan Melek Investasi

“Efisiensi investasi Indonesia lebih rendah dibandingkan India, Malaysia, Filipina dan Vietnam, yang semakin turun dari waktu ke waktu,” ungkap Slamet.

Dia mengingatkan, semakin korupsi marak di sebuah negara, maka investor asing semakin tidak mau menanamkan modalnya.

Direktur Program Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Esther Sri Astuti menambahkan, korupsi merupakan salah satu faktor utama yang menghambat investasi dan pertumbuhan ekonomi.

“Investor asing akan menghindari negara yang tingkat korupsinya tinggi. Sebaliknya, integritas dan kredibilitas yang baik dalam proses administrasi maupun transaksinya, akan menarik Foreign Direct Investment (FDI) yang lebih besar,” kata Esther. [KPJ]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.