Dark/Light Mode

Presidensi G20

Bos BI: Distribusi Vaksin Merata Kunci Pemulihan Ekonomi Dunia

Kamis, 9 Desember 2021 18:23 WIB
Gubernur BI, Perry Warjiyo. (Foto: ist)
Gubernur BI, Perry Warjiyo. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo mengatakan, tema isu Presidensi G20; Recover Together, Recover Stronger menjadi isu penting yang dibahas.

Recover Together, kunci adalah bagaimana proses distribusi vaksin bisa merata di semua negara, karena banyak negara berkembang yang belum mampu, karena keterbatasan infrastruktur dan fasilitas kesehatan yang memadai. 

"Negara maju mulai recover tapi negara berkembang masih berjuang, dan ini harus dibahas. Pentingmya ialah mengatasi dampak luka dalam dari pandemi ini. Global tidak bisa recover kalau semua pihak tidak memiliki visi yang sama," katanya konferensi pers Kick Off Presidensi Virtual G20 dan Seminar Internasional bertajuk Recover Together, Recover Stronger di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Nusa Dua, Bali, Kamis (9/12).

Selanjutnya isu Recover Stronger, menjadi isu fundamental pertumbuhan ekonomi. Mulai dari feformasi struktural, infrastruktur, serta masalah produktivitas dan lainnya, termasuk climate change.  

Baca juga : DWP Kemendagri Dukung Pemulihan Kesehatan Mental Dan Ekonomi Di Masa Pandemi

Perry juga membahas isu berkaitan normalisasi kebijakan baik fiskal dan moneter. Di mana negara-negara maju siap melakukan normalisasi, namun tidak menimbulkan dampak bagi negara berkembang.

"Aspek normalisasi juga harus hati-hati. Penerapan aspek prudensial harus melihat kesiapan berbagai negara khususnya sektor keuangan belum merata. Itu harus dilakukan secara baik," pesannya.

Sementara berkaitan digitalisasi sistem pembayaran dan Rupiah Digital/Central Bank Digital Currency (CBDC) juga akan mendalam dibahas dalam level deputi hari ini. Pasalnya, kerja sama internasional dalam digitalisasi sistem pembayaran yang diutamakan memperlancar dan mempercepat, agar tercipta transaksi dengan biaya murah. 

"Berkaitan langkah bersama sambungkan sistem pembayaran digital antar negara. Inilah yg kita lakukan juga. Juga mendukung mendorong inklusi keuangan mengembangkan ekonomi UMKM dan ekonomi kerakyatan," ucap Perry. 

Baca juga : Survei BI: Optimisme Konsumen Terhadap Ekonomi Menguat

Dalam Presidensi G20 Indonesia akan melanjutkan beberapa legacy issues. Di antaranya, pertama, mengintegrasikan risiko pandemi dan iklim dalam pemantauan risiko global. 

Kedua, penguatan Global Financial Safety Net (GFSN). Ketiga, meningkatkan Arus Modal. Keempat, melanjutkan Inisiatif Kesenjangan Data (Data Gap Initiatives). 

Kelima, meningkatkan Reformasi Regulasi Sektor Keuangan. Keenam, memperkuat pengelolaan dan transparansi utang. Ketujuh, mempercepat agenda infrastruktur menuju pembangunan yang berkelanjutan dan inklusif.

Selanjutnya kedelapan, optimalisasi dukungan pembiayaan dari Bank pembangunan multilateral (MDBs). Kesembilan, memperkuat kapasitas sistem kesehatan dalam pencegahan, kesiapsiagaan dan respons pandemi.

Baca juga : Presiden Jokowi Resmi Luncurkan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali

Dan, kesepuluh, melanjutkan dukungan untuk menarik investasi sektor swasta di negara-negara berpenghasilan rendah, seperti di kawasan Afrika.

"Agenda prioritas dan legacy issue Presidensi G20 Indonesia diharapkan dapat menyeimbangkan agenda global dengan prioritas dan kepentingan domestik, serta menyelaraskan kepentingan berbagai pihak, baik negara maju maupun negara berkembang," pungkas Perry. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.