Dark/Light Mode

Ini 6 Isu Utama Yang Dibahas Di FCBD G20

Jumat, 10 Desember 2021 21:28 WIB
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo (kiri) dan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional selaku Deputi Keuangan G20, Wempi Saputra. (Foto: ist)
Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo (kiri) dan Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional selaku Deputi Keuangan G20, Wempi Saputra. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI), Dody Budi Waluyo menjelaskan, hasil dari pertemuan Finance and Central Bank Deputies Meeting (FCBD) pertama pada 9-10 Desember 2021, lebih kepada penerimaan masukan dari anggota G20 dan lembaga internasional yang hadir.

"Ibaratnya ini warming up (pemanasan). Masukan yang ada ditampung dan akan di-follow up dalam FCBD di level Gubernur Bank Sentral dan Menteri Keuangan. Yang diolah lagi hasilnya secara bertahap disampikan pada Februari 2022, kemudian puncaknya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 Oktober 2022 di Bali," sebutnya dalam taklimat media hasil G20 First FCBD di Nusa Dua, Bali, Jumat (10/12).  

Dody merinci, dalam gelarannya, FCBD membahas enam topik yang dibahas dalam enam sesi. Isu utama yang dibahas pada sesi I yaitu, pertama, prospek ekonomi global dan risiko. Kedua, normalisasi kebijakan terkait pandemi. Ketiga, dampak jangka panjang pandemi. 

"Pada pembahasan normalisasi kebijakan terkait pandemi, mayoritas anggota menyampaikan pentingnya koordinasi distribusi vaksin dan kebutuhan pembiayaan vaksin, perlunya komunikasi dan pentahapan yang tepat dalam melakukan normalisasi kebijakan," ucapnya.

Baca juga : BANI Ingin Setara Badan Arbitrase Di Luar Negeri

Selain itu, reformasi struktural untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas dinilai dapat mendukung upaya mengatasi dampak jangka panjang pandemi. Sementara pada sesi II, pembahasan yang dilakukan mencakup, antara lain Jaring Pengaman Keuangan Internasional, isu-isu utang negara miskin, serta mata uang digital Bank Sentral (Central Bank Digital Currency). 

"Pembahasan fokus pada peran G20 menjaga stabilitas keuangan global di tengah meningkatnya ketidakpastian, serta upaya bersama dalam mengatasi risiko dan mendukung negara-negara rentan," ujar Dody. 

Pada sesi III, dilakukan pembahasan terkait bagaimana memperkuat stabilitas sektor keuangan untuk mendorong pemulihan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan. Pembahasan pada agenda regulasi sektor keuangan mencakup normalisasi kebijakan terkait pandemi di sektor keuangan, agar dapat mendukung pemulihan dan tetap menjaga stabilitas sektor keuangan. 

Selain itu, dibahas upaya untuk mengatasi dampak jangka panjang dari pandemi di sektor keuangan dengan melanjutkan reformasi sektor keuangan guna memperkuat ketahanan sektor keuangan dan mendorong intermediasi. 

Baca juga : Pesut Etam Mulai Merangkak Masuk 10 Besar

Agenda lain yang juga diangkat meliputi upaya memperkuat ketahanan lembaga keuangan nonbank (NBFI), terutama yang terkait dengan upaya memitigasi risiko, identifikasi risiko keuangan digital, serta upaya mendorong peran sektor keuangan dalam mendukung pembiayaan berkelanjutan serta upaya memperluas inklusi keuangan.

Staf Ahli Menteri Keuangan Bidang Ekonomi Makro dan Keuangan Internasional selaku Deputi Keuangan G20, Wempi Saputra menambahkan, untuk sesi IV, dibahas mengenai keuangan berkelanjutan yang berkaitan dengan agenda-agenda terkait lingkungan. Di mana para Deputi menyampaikan dukungan untuk transisi menuju ekonomi hijau yang lebih adil dan terjangkau. 

Selanjutnya, pada sesi V didiskusikan isu mengenai infrastruktur berkualitas dan berkelanjutan. "Para deputi juga membahas mengenai pentingnya inklusivitas infrastruktur pada pemerintah daerah," terang Wempi di kesempatan yang sama.

Pada agenda terakhir, dibahas mengenai perpajakan internasional dimana para Deputi sepakat untuk dapat segera mengimplementasikan Pilar 1 dan Pilar 2 untuk menciptakan arsitektur perpajakan yang lebih adil dan stabil.

Baca juga : Bentuk Satgas Nataru, Pertamina Pastikan Distribusi BBM Aman

G20, lanjut Wempi, merupakan forum kerja sama internasional dimana agenda-agenda reformasi tata ekonomi global dibahas. Dengan menjadi Presidensi G20, Indonesia memimpin pembahasan agenda-agenda reformasi ekonomi dan keuangan global.

"Terutama dalam menciptakan tata kelola dan lingkungan operasional ekonomi dan keuangan dunia yang lebih baik serta mendukung proses pemulihan ekonomi global yang sedang berlangsung," pungkasnya. [DWI]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.