Dark/Light Mode

Daur Ulang Jadi Solusi Atasi Sampah Gelas Plastik

Selasa, 11 Januari 2022 13:57 WIB
Sampah gelas plastik. (Foto: ist)
Sampah gelas plastik. (Foto: ist)

RM.id  Rakyat Merdeka - Kepopuleran dan tingkat konsumsi air minum kemasan gelas (cup) terus menanjak sejak diperkenalkan pertama kali pada 1985. Hingga kini, tercatat ada ribuan merek air minum kemasan gelas yang beredar di seluruh Indonesia. Tapi bagaimana dengan sampahnya?

Seperti distribusinya yang masif, sampah gelas plastik-termasuk penutup (seal), sedotan dan pembungkus sedotan-mudah terlihat dimana-mana.

 Di banyak daerah, sampah gelas plastik tak ubahnya hantu yang menakutkan. Di Bali, menurut lembaga nirlaba lingkungan Sungai Watch, gelas plastik merupakan salah satu polusi plastik paling buruk.

"Gelas sekali pakai terbuat dari plastik Polypropylene atau dalam istilah daur ulang, penutupnya dari jenis plastik yang lain dan kerap disertai dengan sedotan plastik," kata Gary Bencheghib dari Sungai Watch dalam sebuah laporan audit polusi plastik di perairan sungai di Bali.

Kalangan pemerhati lingkungan sudah lama menyuarakan keprihatinan atas pencemaran gelas plastik. Di Change.org, situs petisi online, sebuah petisi bahkan sampai pernah mendesak, produsen air minum kemasan terbesar, menghentikan produksi kemasan gelas plastik isi 220 mililiter.

Baca juga : UNHCR Diminta Serius Tangani Pengungsi Di Tanah Air

Pemicunya adalah kematian tragis seekor ikan paus sperm (Physeter macrosepalus), pada 2018, di perairan Wakatobi, Sulawesi Tengah. Ikan sepanjang hampir 10 meter itu mati terdampar dengan perut berisi enam kilogram plastik, termasuk 115 buah sampah plastik kemasan air minum gelas.

Sebagian kalangan berpendapat besarnya timbulan sampah gelas plastik itu dan efeknya yang membunuh pada lingkungan berlatar banyak hal. Ukuran cup yang relatif kecil dan harganya yang murah sehingga dianggap barang sepele. 

Gelas plastik, selain menyumbang volume sampah plastik yang tak terpungut, mengkonsumsi produk ini ikut memperburuk budaya manajemen sampah yang baik pada level individu.

Padahal, bila berkaca ke industri sejenis, semisal industri makanan cepat saji, ada langkah nyata yang bisa ditempuh oleh industri AMDK. McDonald Indonesia misalnya, sejak 2018, menginisiasi gerakan mengurangi timbulan sampah plastik dengan tidak lagi menyediakan sedotan plastik. KFC Indonesia menginisiasi gerakan serupa setahun sebelumnya, pada 2017.

Sebenarnya, bila berkaca pada riset anyar lingkungan lembaga berbasis Jakarta, Sustainable Waste Indonesia, persentase daur ulang sampah gelas plastik, termasuk sedotannya, relatif tinggi.

Baca juga : Bahar Smith Jadi Tersangka, Gus Yahya Apresiasi Tindakan Tegas Polri

Riset SWI di seputaran Jakarta pada Agustus 2021 misalnya, menunjukkan daur ulang kemasan gelas AMDK mencapai 81 persen mengalahkan daur ulang kemasan botol AMDK berbahan Polyethylene terephthalate (PET) yang mencapai 74 persen.

Daur ulang gelas AMDK, masih menurut SWI, hanya kalah oleh daur ulang galon PET yang mencapai 93 persen.

Ketua Umum Asosiasi Daur Ulang Plastik Indonesia, Christine Halim mengkonfirmasi, temuan itu. Menurutnya, nilai keekonomian daur ulang sampah cup terbilang baik. 

"Sampah plastik PP yang sudah digiling sekarang ini harganya sekitar Rp 14.000 per kilogram, kalau gilingan botol PET hanya kisaran Rp 10-11 ribu," katanya.

Christine bilang permasalahan sampah gelas cup ada pada selubung plastik penutupnya, yang sulit dikelupas dari bibir gelas berbahan plastik PP. Adapun soal ukuran gelas yang relatif kecil, juga sedotannya yang terbuat dari plastik PP dan plastik pembungkus sedotan, semuanya bisa di daur ulang.

Baca juga : Menag Harap Perayaan Natal Jadi Inspirasi Umat Katolik

"Pemulung sudah tahu ada nilai ekonominya," katanya. Bagi Christine perkara tercecernya banyak sampah plastik cup ke lingkungan bebas lebih karena "manajemen sampah" yang belum memadai di Indonesia. "Semuanya lebih kembali ke soal manajemen pengumpulan sampah di level nasional,” katanya. [DIT]

 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.