Dark/Light Mode

Lebaran Berlalu, Harga dan Pasokan Bawang Merah Kembali Normal

Selasa, 11 Juni 2019 23:16 WIB
Tumpukan bawang hasil petani di Brebes, Jawa Timur (Foto: Humas Kementan)
Tumpukan bawang hasil petani di Brebes, Jawa Timur (Foto: Humas Kementan)

RM.id  Rakyat Merdeka - Harga bawang merah sempat naik pada hari Lebaran hingga H+3. Penyebabnya, para pedagang rata-rata masih mudik di kampung halaman, sehingga aktivitas pasar menjadi sepi. Pasokan terakhir masuk pasar rata-rata H-2 akibat pembatasan ekspedisi. Tak tanggung-tanggung, pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati yang biasanya di atas 90 ton per hari, berkurang drastis hanya menjadi 20-30 ton pada libur Lebaran. 

Namun, memasuki H+5, pasokan bawang merah kembali normal, yang diikuti dengan turunnya harga. Harga bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati langsung turun Rp 5.000 per kilogram dalam waktu sehari dan terus menurun ke level normal yaitu Rp 20.000 hingga Rp 25.000 per kilogram untuk kualitas super.

Roy, pedagang bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati, menyebut kenaikan harga bawang merah saat Lebaran hanya berlangsung dua hari. “Wajarlah naik, lah enggak ada yang dagang. Sekarang sudah normal lagi kok. Tadi masuk 20-an truk. Di lapak saya, harga juga udah kembali lagi Rp 20.000 sampai Rp 25.000. Bahkan yang ukuran kecil sudah di bawah Rp 20.000 per kilogram. Aman lah itu,” kata Roy.

Baca juga : Libur Lebaran Usai, Wali Kota Airin Ingatkan Karyawan Fokus Kerja Lagi

Dia memprediksi, harga bawang merah kemungkinan akan semakin turun sampai bulan depan. Sebab, saat ini sedang ada panen raya di Brebes, Kendal, dan daerah pemasok lain.

Sekretaris Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) M Ichwan memastikan, pasokan bawang merah seusai libur Lebaran ini sudah berangsur normal. Pihaknya berani menjamin, pasokan bulan Juni sampai Agustus 2019 nanti sangat aman. 

“Kemarin itu harga sempat naik sebentar karena pedagang grosirnya memang lagi pada libur. Petani juga banyak yang libur cabut panen. Sekarang sudah mulai normal kembali,” kata Ichwan. 

Baca juga : Mobil Parkir Sembarangan di Jalan Tol, Biang Kerok Kemacetan Arus Balik

“Bulan Juli dan Agustus nanti insya Allah panen banyak di sentra-sentra produksi pemasok Jakarta seperti Brebes, Indramayu, Cirebon, Majalengka, Kendal dan Pemalang. Pada Juli penyinaran matahari berlangsung sempurna, sehingga kualitas panenan bawang merah biasanya bagus, bisa disimpan lebih lama. Kalau kualitas barangnya bagus, harga biasanya stabil,” ujarnya. 

Direktur Sayuran dan Tanaman Obat Kementerian Pertanian (Kementan) Moh Ismail Wahab menyebut, pihaknya akan mengevaluasi kembali pola pergerakan pasokan dan harga sayuran. Termasuk bawang merah.

“Waktu satu minggu biasanya menjadi titik kritis yang justru perlu diwaspadai. Jangan sampai ada celah fluktuasi yang tajam pasokan dan harga. Kementerian Pertanian mengawal ketat pasokan dan harga harian,” ujar Ismail. 

Baca juga : Operasional Bank Kembali Normal

Kementan juga mewaspadai tren penurunan harga bawang merah agar jangan sampai merugikan petani. Sebab, pada Juli nanti akan ada panen raya di Brebes dan sepanjang Pantura Jawa. 

"Jangan sampai harga terlalu jatuh. Sekarang ini saja sebenarnya harga di tingkat petani masih murah, hanya Rp 15.000 hingga Rp 20.000 per kilogram. Bahkan ada yang di bawah Rp 15.000 per kilogramnya. Kenaikan harga terjadi di tingkat retail, karena faktor dinamika distribusi dan aktivitas pedagang, bukan karena tidak ada produksi,” tandas Ismail. [KAL]

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.