Dark/Light Mode

Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
Anies & Muhaimin
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
Prabowo & Gibran
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
Ganjar & Mahfud
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU

Bauran EBT Tak Capai Target

Banyak Proyek Tertunda, Covid-19 Biang Keroknya

Selasa, 18 Januari 2022 06:40 WIB
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021). (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi).
Pekerja membersihkan panel Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Desa Sengkol, Kecamatan Pujut, Praya, Lombok Tengah, NTB, Selasa (2/2/2021). (Foto: ANTARA FOTO/Ahmad Subaidi).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, realisasi bauran Energi Baru Terbarukan (EBT) di 2021 baru mencapai 11,5 persen. Angka ini masih jauh dibanding target bauran EBT 23 persen di 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengungkapkan, penyebab EBT di 2021 masih jauh dari target. Salah satu penyebabnya, kondisi pandemi Covid-19.

“Beberapa proyek delay, tidak terjadi di tahun 2021, termasuk untuk panas bumi. Beberapa PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air) juga seperti itu,” kata Dadan dalam konferensi pers, kemarin.

Baca juga : Real Madrid Juara, Courtois Bintangnya

Dadan mengakui, banyak alasan kenapa EBT tidak tercapai sesuai Rencana Umum Energi Nasional (RUEN). Tahun ini, porsi bauran EBT ditargetkan 15,7 persen dari RUEN.

Menurutnya, RUEN memang didesain dengan pertumbuhan energi cukup tinggi, sehingga konsumsi pertambahan kenaikannya jauh lebih tinggi dari apa yang terjadi sekarang.

“Ini yang membuat presentase dari capaian EBT masih di bawah target,” katanya.

Baca juga : Tahun Ini, Aplikasi Cakap Targetkan 2.500 Pengajar Online Siap Kerja

Selain itu, lanjut Dadan, faktor yang menjadi kendala minimnya realisasi EBT, yakni adanya kenaikan dari penggunaan energi fosil yang cukup besar. Khususnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Dadan berharap, dengan mulai berkurangnya penggunaan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) secara bertahap, akan berdampak pada peningkatan porsi bauran EBT.

“Pemerintah sudah mengambil kebijakan di 2021 mengurangi pembangkit PLTU. Dikuranginya PLTU dan ditingkatkan EBT, gap antara target dengan RUEN dan realisasi Insya Allah 2022 semakin kecil,” katanya.

Baca juga : Baru Gerindra Yang Dukung, Lainnya..?

Dadan mengakui, Pemerintah punya berbagai jurus untuk segera tancap gas meningkatkan bauran EBT. Pertama, penyelesaian Rancangan Peraturan Presiden (Perpres) Harga EBT.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.