Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
Hasil Rekapitulasi KPU
Pemilu Presiden 2024
24,9%
40.971.906 suara
24,9%
40.971.906 suara
Anies & Muhaimin
58,6%
96.214.691 suara
58,6%
96.214.691 suara
Prabowo & Gibran
16,5%
27.040.878 suara
16,5%
27.040.878 suara
Ganjar & Mahfud
Sumber: KPU
RM.id Rakyat Merdeka - Biaya proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek membengkak Rp 2,6 triliun. Dari semula Rp 29,9 triliun, menjadi Rp 32,5 triliun. Kok bisa?
Direktur Utama PT Kereta Api Indonesia (Persero) Didiek Hartantyo mengungkapkan, pembengkakan investasi terjadi karena dua hal.
Pertama, ada pergeseran target COD (commercial operation date), dari semula 2019 menjadi 2022. Terutama, terkait pembebasan lahan di Depo Bekasi Timur.
Baca juga : Kemendagri Ingatkan Bahaya Selfie Dengan KTP
"COD LRT Jabodebek menjadi Agustus 2022," katanya dalam Diskusi Publik Persiapan Operasional LRT Jabodebek dalam Mendukung Jaringan Transportasi di Ibukota secara virtual, Rabu (19/1).
Kedua, kata Didiek, pandemi Covid-19 mengakibatkan biaya proyek pra operasi, biaya interest during contruction (IDC), dan biaya lainnya melambung.
Tahun lalu, nilai kebutuhan investasi proyek strategis nasional menjadi Rp 32,5 triliun. Sedangkan dalam perhitungan awal, nilai investasi LRT Jabodebek sebesar Rp 29,9 triliun.
Baca juga : 3 Tersangka Korupsi Proyek Jalan Bengkalis Bakal Segera Disidang
Berdasarkan rinciannya, total investasi prasarana pada awal 2017 ditargetkan Rp 22,9 triliun. Sementara itu kebutuhan per 2021 membengkak menjadi Rp 23,3 triliun.
Kebutuhan lain-lain juga meningkat, dari Rp 1,4 triliun menjadi Rp 1,6 triliun. Kebutuhan bunga interest atau IDC dan financing fees ikut naik dua kali lipat, dari Rp 1,5 triliun menjadi Rp 3,2 triliun. Sedangkan biaya pra operasi yang sebelumnya tak dianggarkan menjadi Rp 400 miliar.
Penyesuaian juga terjadi pada komponen kebutuhan sarana yang semula dianggarkan Rp 4,1 triliun, turun menjadi Rp 4 triliun.
Baca juga : Rajin Atasi Hambatan Proyek Mangkrak, Moeldoko Dipuji
Didiek mengakui, untuk menutup pembengkakan investasi, KAI mendapatkan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 2,6 triliun. Penyertaan modal mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 49 Tahun 2017.
“Di dalam aturan itu dikatakan proyek LRT dapat memperoleh dukungan Pemerintah. Bentuk dukungannya dapat berupa subsidi, pemberian PMN, dan jaminan pemerintah," ungkapnya.
Selanjutnya
Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News
Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tags :
Berita Lainnya