Dark/Light Mode
BREAKINGNEWS
- Voli Pantai, Tim Putra Indonesia Pertahankan Emas,Tim Putri Raih Perak
- Indonesian Movie Weekends Meriahkan Chinematheque Makedonia Utara
- Partai Garuda Dukung BUMN Sponsori Tiket Formula E
- BPJPH: Halal Tourism Jadi Potensi Perkuat Industri Wisata Indonesia
- Kenali, 7 Fakta Soal HFMD Atau Flu Singapura, Jangan Telat Ke Dokter
Prospek Perusahaan Teknologi Diproyeksi Cerah
Sahamnya Rontok, Gebrakan Bukalapak Ditunggu Investor
Sabtu, 22 Januari 2022 06:50 WIB

RM.id Rakyat Merdeka - Saham PT Bukalapak.com terus merosot. Perusahaan ini perlu memberikan pemaparan tentang rencana kerja strategis untuk mengembalikan kepercayaan pasar. Sejatinya, sektor teknologi dipandang memiliki prospek cerah.
Pada perdagangan kemarin, kode emiten BUKA ini bergerak minus dan ditutup di level Rp 368 per lembar saham. Pada sesi perdagangan, saham BUKA selalu loyo dan akhirnya menyentuh level terendahnya atau all time low di level Rp 362, atau minus 3,72 persen.
Padahal tiga hari setelah Initial Public Offering (IPO), yaitu 9 Agustus 2021, BUKA menyentuh all time high di level Rp 1.325 per lembar saham. Sedangkan saat IPO, atau pada 6 Agustus 2021, saham BUKA dijual di level Rp 850 per lembar saham.
Berita Terkait : Jaga Iklim Investasi, Berikan Rasa Aman Kepada Investor
Kondisi itu, ternyata tidak hanya dialami saham BUKA. Karena dalam dua hari, yakni Senin-Selasa (17-18 Januari 2022), indeks saham sektor teknologi terpuruk. Pada Selasa (18/1), sektor teknologi sempat mengalami minus 2,71 persen. Bahkan berdasarkan data IDX (Indonesia Stock Exchange) atau PT Bursa Efek Indonesia (BEI), selama perdagangan minggu kedua Januari 2022 pada 10-14 Januari 2022, indeks saham sektor teknologi mengalami akumulasi koreksi sebesar 9,42 persen.
Pengamat Pasar Modal Asosiasi Analis Efek Indonesia (AAEI) Reza Priyambada melihat, saat ini pelaku pasar masih menantikan langkah yang akan dilakukan oleh Bukalapak. Khususnya setelah mendapatkan dana IPO hingga Rp 21,9 triliun. Tidak hanya itu, pelaku pasar juga tengah menanti kinerja pertumbuhan perusahaan setelah menjadi perusahaan terbuka. Apakah inline dengan perolehan dana yang didapatkan dari IPO tersebut untuk ekspansi.
“Ini belum terlihat sepenuhnya oleh pelaku pasar. Akhirnya, investor melakukan aksi jual. Dan berakibat saham BUKAterus rontok,” jelas Reza kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
Berita Terkait : Sukses Restrukturisasi Nasabah Jiwasraya, Gebrakan Erick Lainnya Dinanti
Karena itu, Reza menyarankan, agar manajemen BUKA memberikan penjelasan mengenai rencana strategis perusahaan. Hal ini bisa memperbaiki kinerja keuangannya perusahaan.
Reza masih optimistis, saham-saham sektor teknologi memiliki peluang besar untuk dicermati. Mengingat saat ini sesuatu yang berbau teknologi menawarkan masa depan atau prospek cerah.
“Sektor teknologi harus dipandang berbeda dengan sektor lain, yang memang bisa terukur dan diukur untuk masa depannya,” tutur Reza.
Berita Terkait : Apindo: Rasanya, Nggak Ada Dampak Serius
Terlebih, biasanya sektor teknologi lebih bersifat pengembangan. Alhasil, saham sektor teknologi lebih bersifat dinamis mengikuti perkembangan zaman.
Selanjutnya
Tags :
Berita Lainnya