Dark/Light Mode

Holding Industri Pertahanan Siap Diluncurkan

Erick Patok 40 Persen Komponen Made In RI

Minggu, 30 Januari 2022 08:28 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto Istimewa).
Menteri BUMN Erick Thohir. (Foto Istimewa).

RM.id  Rakyat Merdeka - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) berencana meluncurkan Holding Industri Pertahanan (Indhan) pada awal bulan depan. Keberadaannya diharapkan bisa mewujudkan kemandirian alat utama sistem persenjataan (alutsista) negeri ini.

Pengamat militer Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi menyambut baik pembentukan holding BUMN di sektor pertahanan.

“Artinya, ada kemauan dari Menteri BUMN untuk fokus mengembangkan perusahaan-perusahaan di industri pertahanan,” ujar Khairul kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Baca juga : Pertamina Siapkan Proyek Hilirisasi Batu Bara Menjadi DME

Holding Indhan, lanjutnya, dapat meningkatkan kolaborasi di antara stakeholder terkait, termasuk industri di dalamnya guna mewujudkan kemandirian pertahanan di dalam negeri. Selama ini kebutuhan belanja alutsista masih dipenuhi dari impor. Diingatkannya, holding harus duduk bersama dengan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) yang selama ini mengkoordinasikan berbagai kebijakan.

Sebab, banyak tantangan yang akan dihadapi industri pertahanan ke depannya. Seperti penguasaan teknologi, transfer pengetahuan, pembangunan pusat perawatan dan perbaikan di dalam negeri.

Semua itu, menurutnya, harus didukung dengan riset yang memadai terkait pengembangan industri pertahanan.

Baca juga : Pertamina Dan Samator Siap Perebutkan Juara Putaran Pertama

Menteri BUMN Erick Thohir mengaku, telah berkoordinasi dengan Kementerian Pertahanan (Kemenhan) dalam membuat road map jangka panjang industri pertahanan. Salah satunya, terkait keberpihakan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). “Setiap produk (alutsista-red) memakai TKDN hingga 40 persen di tahun 2025,” katanya.

Selain itu, holding yang akan di beri nama Defend ID (Defence Industry Indonesia) ini, ke depannya juga akan fokus pada pengembangan perangkat lunak (software). Sehingga bisa memiliki knowledge untuk perawatan produk-produk yang dimiliki.

“Jadi kita tidak terus terjebak pada hardware lagi, harus fokus ke software-nya,” ungkapnya.

Baca juga : Perjanjian Ekstradisi Dengan Singapura, Puan : Kuatkan Komitmen Penegakan Hukum

Manager Hubungan Masyarakat (Humas) PT Dahana (Persero), Juli Jajuli menuturkan, sebagai anggota holding, pihaknya akan mengikuti keputusan Pemerintah. Termasuk perintah meningkatkan TKDN pada setiap produk.

Ia lalu mencontohkan, dua produk perseroan yang memiliki TKDN jauh di atas 40 persen. Yakni, Bom P100 L dan Danfo. Bom P100 L merupakan pengembangan dari bom latih P 100, yang memiliki berat 100- 125 kilogram (kg) dengan isian bahan peledak military explosives. Sedangkan Danfo adalah bahan peledak (blasting agent) Non-Cap Sensitive berbasis ammonium nitrate dan fuel oil.

“Untuk Bom P100 L sertifikat sudah terbit (TKDN) 82,94 persen dan Danfo juga memiliki sertifikat sudah terbit 87,71 persen. Ini dua contoh produk yang TKDN-nya tinggi. Dan masih ada produk-produk lainnya,” klaim Juli kepada Rakyat Merdeka, kemarin.
 Selanjutnya 

Update berita dan artikel RM.ID menarik lainnya di Google News

Dapatkan juga update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari RM.id. Mari bergabung di Grup Telegram "Rakyat Merdeka News Update", caranya klik link https://t.me/officialrakyatmerdeka kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.